Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerukan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh untuk segera memulai kerja sama ketahanan pangan. Hal tersebut merupakan salah satu yang dibahas kedua menlu dalam pertemuan di Hanoi pada Selasa, 23 April 2024.
"Kerja sama ketahanan pangan harus segera dimulai. Oleh karena itu, pembahasan perjanjian kerja sama ketahanan pangan harus segera dimulai," ucap Menlu Retno, dalam keterangan tertulis kepada awak media pada Rabu, 24 April 2024.
Mengenai kerja sama perdagangan, Indonesia dan Vietnam sepakat untuk meningkatkan targetnya ke angka USD18 miliar atau lebih pada 2028.
Terakhir, Menlu Retno menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap penguatan kerja sama ASEAN, termasuk penyiapan Visi ASEAN 2045.
Setelah bertemu PM Vietnam dan menghadiri ASEAN Future Forum di Hanoi, kegiatan terakhir Menlu Retno di Vietnam adalah memimpin JCBC ke-5 Indonesia-Vietnam bersama Menlu Vietnam.
Vietnam dan Indonesia telah memiliki Kemitraan Strategis sejak 2013. JCBC sebelumnya diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2022.
Kerja Sama Indonesia-Vietnam
Hubungan Indonesia-Vietnam terus meningkat, antara lain ditandai dengan intensitas pertemuan kedua pemimpin. Dalam dua tahun terakhir, kedua pemimpin telah lima kali bertemu, dan terakhir adalah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Hanoi pada Januari lalu.
JCBC kali ini dilakukan untuk melakukan stocktaking perkembangan kerja sama bilateral dan tindak lanjut pertemuan JCBC ke-4 serta tindak lanjut kunjungan Jokowi ke Vietnam.
Isu yang dibahas mencakup kerja sama bilateral, regional, dan juga global. Terdapat beberapa sorotan dari pembahasan JCBC ke-5 ini.
"Untuk kerja sama politik, saya menyampaikan perlunya kedua negara untuk terus mempererat dialog di tengah meningkatnya rivalitas geopolitik di kawasan. Untuk itu, saya mendorong dimulainya 10th Policy Dialogue Indonesia-Vietnam.
Untuk kerja sama pertahanan, Menlu Retno menyambut baik penyelenggaraan Defense Policy Dialogue yang ke-3 antara Kementerian Pertahanan kedua negara, serta penyelenggaraan Air-Staff Talk pertama antara Angkatan Udara Indonesia-Vietnam yang akan digelar tahun ini.
"Saya juga menyambut baik keikutsertaan Angkatan Laut Vietnam pada Multilateral Naval Exercise ke-24 tahun lalu dan pada ASEAN Solidarity Exercise tahun lalu yang diadakan di Batam," sebut Menlu Retno.
"Kementerian Pertahanan Indonesia dan TNI akan berpartisipasi pada 2nd Vietnam International Defense Expo yang akan diselenggarakan Desember tahun ini untuk memamerkan produk-produk industri pertahanan Indonesia," tutupnya.
Sektor Keamanan dan Investasi
Vietnam juga menyampaikan terima kasih di dalam pertemuan JCBC atas bantuan Indonesia di dalam membangun Vietnam's Peacekeeping Center yang sesuai dengan standar PBB.
Mengenai dengan kerja sama keamanan, Menlu Retno menekankan pentingnya penguatan kerja sama untuk mengatasi kejahatan transnasional yang terus meningkat di kawasan, utamanya kasus perdagangan orang terkait online scam.
Menlu Retno juga mendorong implementasi penuh MoU kerja sama penanggulangan terorisme dan MoU kerja sama penanggulangan kejahatan narkoba yang telah dimiliki kedua negara.
Terkait kerja sama maritim, Menlu Retno menyampaikan sampaikan pentingnya penguatan kerja sama penanganan penangkapan ikan secara ilegal atau IUU Fishing, termasuk dengan mengimplementasikan secara efektif Joint Communique on Voluntary International Cooperation to Combat IUU Fishing and to Promote Sustainable Fisheries Governance tahun 2018.
Untuk isu perdagangan, Menlu Retno menyambut baik peningkatan nilai perdagangan kedua negara selama 5 tahun terakhir yang naik rata-rata 12,8 persen. Untuk mencapai target 18 miliar dolar pada 2028, kedua negara perlu terus mengurangi hambatan dagang dan segera menuntaskan perjanjian ketahanan pangan serta mengoptimalkan peran Joint Committee on Economic, Scientific and Technical Cooperation (JC-ESTC).
Perihal investasi, terdapat minat tinggi investasi dua arah. Oleh karena itu diperlukan iklim investasi yang baik. Indonesia pada kesempatan JCBC juga memintakan perlindungan terhadap para investor Indonesia yang telah menanamkan investasinya di Vietnam.
Sektor kerja sama investasi yang memiliki potensi tinggi untuk masa depan antara lain renewable energy, industri high-tech, ekonomi hijau, dan ekosistem kendaraan listrik.
Mengenai kerja sama energi, Indonesia menyampaikan kesiapan untuk menjadi tuan rumah First Joint Working Group on Energy Cooperation yang pertama tahun ini guna menjajaki ide dan kesempatan kerja sama-kerja sama baru. Di bidang kesehatan, saya mendorong percepatan penyelesaian pembaharuan MoU Kerja Sama Kesehatan sebagai payung kerja sama yang lebih luas.
Di bidang pariwisata, kita catat terjadi kenaikan jumlah turis Vietnam ke Indonesia sebesar 79% tahun lalu sehingga mencapai 121 ribu orang. Dan untuk semakin meningkatkan pariwisata, saya dorong ekspansi jalur penerbangan langsung antar-kota di kedua negara. Saya juga meminta dukungan Vietnam untuk memberikan izin penerbangan bagi maskapai Indonesia dengan slot waktu yang memudahkan.
Sementara seputar bidang pendidikan, Menlu Retno mendorong pengaktifan kembali Joint Working Group mengenai kerja sama pendidikan.