Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau disebut menjadi motor pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Aktivitas industri di KEK Galang Batang terus mengalami perkembangan yang signifikan, dengan fokus pada industri hilirisasi bauksit menjadi alumina.
Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, George Santos mengatakan, pihaknya terus meningkatkan aktivitas industrinya, dengan pembangunan smelter alumina berkapasitas besar dan semakin berkembang.
"Dalam tiga tahun ke depan, nilai investasi akan mencapai Rp 50 Triliun dan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi 20.000 orang, baik pekerja dari Bintan sebagai prioritas maupun dari luar pulau,” Ujarnya saat menjadi bintang tamu bersama Bupati Bintan, Roby Kuniawan dalam program Bincang Kita Kompas TV yang dipandu oleh Egiet Hapsari di Studio Gold Kompas TV, Jakarta, Rabu (27/8/2025) malam.
Ia menyatakan berkomitmen penuh untuk tumbuh bersama masyarakat Bintan dan Kepri.
"Kami hadir bukan hanya berbisnis, tetapi juga memberi kontribusi dan sumbangsih yang nyata bagi daerah dan masyarakat. Dari sisi ekonomi, KEK Galang Batang menyerap puluhan ribu tenaga kerja lokal serta meningkatkan nilai investasi. Dan dari sisi sosial, kami sangat mendukung program pendidikan, pelatihan dan keterampilan, hingga bantuan sosial bagi masyarakat," terang George Santos.
KEK Galang Batang, lanjutnya, juga harus mampu menghadirkan kesejahteraan bersama baik bagi perusahaan, bagi pendapatan Pemerintah Daerah, dan masyarakat Bintan dan Kepri semakin sejahtera.
"Kesuksesan kita di KEK Galang Batang harus menghadirkan shared prosperity. Ini merupakan wujud dari tanggungjawab bersama dalam mendukung pembangunan daerah," ujarnya.
Santos mengatakan pihaknya juga sedang membangun politeknik yang dapat menyelenggarakan pendidikan dan latihan (Diklat) maupun pendidikan singkat bidang industri bagi anak lulusan SMA dan para pekerja lainnya.
“Proyek besar lainnya, kami sedang meningkatkan produksi alumina sampai dengan 4 juta ton dan membangun pelabuhan dengan kapasitas 75.000 ton, pembangunan pabrik solar panel, serta pembangunan PLTU berkapasitas 900 Megawatt untuk mendukung operasional kegiatan di kawasan,” ujar Santos.
Sementara dari sisi peran sosial kemasyarakatan, KEK Galang Batang juga berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi besar. Hal tersebut dibuktikan dengan digelarnya penyediaan dan pembagian Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ratusan siswa SD di Bintan, serta CSR membangun rumah sakit berkapasitas 100 kamar untuk masyarakat sekitar kawasan.
George Santos menambahkan, dengan perkembangan tersebut, KEK Galang Batang berperan penting dalam pengembangan industri hilirisasi bauksit di Indonesia, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, serta mampu menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan di daerah.
Menurutnya, ada beberapa faktor pendukung keberhasilan investasi di KEK Galang Batang. Ia menegaskan pentingnya jaminan keamanan di kawasan yang menjadi pusat investasi dan kemudahan perizinan dari pemerintah.
Investor saat ini, kata dia, lebih tertarik pada destinasi investasi yang menawarkan kawasan yang aman dan terlindungi dari risiko yang tidak perlu.
"Kunci penting dalam berinvestasi adalah adanya jaminan keamanan, kemudahan perizinan dan regulasi dari pemerintah. Itu semua dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi dan menjaga kelangsungan investasi jangka panjang," tuturnya.
Untuk diketahui, lebih dari 60 persen tenaga kerja di KEK Galang Batang merupakan warga lokal Bintan. Kondisi ini berkontribusi menurunkan angka pengangguran terbuka dari 8,21 persen pada 2021 menjadi 4,53 persen pada 2024.
Hal tersebut juga membuktikan bahwa KEK Galang Batang memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bintan.