Potensi Energi di Indonesia Jadi Tantangan Pemerintahan Baru Tingkatkan Investasi

Investasi Hits: 198
Sumber Berita: Jawapos.com

Energi baru dan terbarukan (EBT) masih menjadi peluang besar untuk meningkatkan nilai investasi. Namun, untuk menggarap EBT ini masih terdapat sejumlah tantangan.

Selama ini Pemerintah sudah berkomitmen, tetapi perlu inovasi konkret agar EBT benar-benar menjadi nilai tambah atas produksi miegas ke depannya.

“EBT ini adalah peluang dan tantangan. Kita harus bisa menemukan keseimbangan antara permintaan energi yang terus meningkat dengan keberlanjutan lingkungan. Tantangan lain di Indonesia adalah berkaitan dengan kondisi geografis dalam pembangunan yang bisa meningkatkan risiko,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi saat membuka forum dialog di Grha Bimasena, Jakarta, Kamis (18/1).

Dialog publik itu digelar oleh Dentons HPRP dan Bimasena dengan mengusung tema "Peluang Baru Sektor Energi di Indonesia di Bawah Pemerintahan Baru".

Dialog itu juga menghadirkan para pakar dan ahli. Yaitu, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Jufri Hadi; Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energy Fadli Rahman; Executive Director of Indonesia’s Carbon Capture and Storage Center (ICCSCenter Belladona Troxylon Maulianda; dan Founder & Advisor Reforminer Institute.Pri Agung Rakhmanto.

Tidak hanya itu, perwakilan tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres juga diuji pandangannya.

Satya Heragandhi dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo – Mahfud MD berpendapat bahwa penggarapan peluang untuk soal energi baru dan terbarukan mesti digarap dari fondasi. Jika pondasi soal energi ini sudah terbenahi dengan baik, maka paslon Ganjar-Mahfud berkonsentrasi memberantas KKN di sektor energi. "Kalau itu sudah beres baru menggandakan anggaran untuk menggenjot permintaannya," beber Satya.

Menurut dia, kepastian hukum, transisi energi berkeadilan akan membuat Indonesia bisa lebih baik sebagai mesin penggerak ekonomi. Maka dari itu pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sudah tidak bisa ditawar lagi.

Di samping itu, sambung Satya, program capres nomor 3 di sektor energi yakni menciptakan 3,7 juta lapangan kerja baru. Namun dalam transisi energi, Indonesia harus menyediakan sumber daya manusia (SDM). "Itu sudah harus dimulai melalui jurusan baru di SMK dan pendidikan vokasi. Misalnya jurusan untuk menghasilkan teknisi panel tenaga surya dan sebagainya,” kata Satya Heragandhi lagi.

Sementara itu, Bobby Gafur Umar dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar di bidang energi hijau. Dengan potensi itu, Indonesia bisa menjadi raja energi hijau dunia melalui inovasi bio energi dan energi terbarukan.

"Swasembada pangan, energi, dan air jadi peringkat satu dari 17 program prioritas kami,” ujar Bobby Gafur Umar.

Dia menyebut, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang belum secara maksimal direalisasikan. Hingga kini baru 0,3 persen. Terobosan meningkatkan ketahanan pangan dengan pemanfaatan limbah seperti sampah, pertanian, dan perkebunan dapat menjadikan Indonesia sebagai produsen nomor 1 biodiesel dunia. "Begitu juga bioethanol dan bioavtur,” ungkapnya menguraikan.

Print