Nominal dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan infrastruktur di Sumenep tahun ini cukup fantastis. Yakni, mencapai Rp 66,9 miliar. Namun, lokasinya kebanyakan tersebar di wilayah daratan.
Tahun ini, pembangunan jalan yang bersumber dari DAK di wilayah daratan terdapat dua kegiatan.
Yakni, pelebaran Jalan Saronggi–Lenteng dengan anggaran Rp 17.364.186.000 serta pelebaran jalan pertigaan Pasar Ganding–Lenteng Barat Rp 19.864.900.000.
Sementara untuk wilayah kepulauan, hanya terdapat satu kegiatan. Yaitu, berada di akses menuju Pelabuhan Batu Guluk, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean. Nominal anggarannya sebesar Rp 11 miliar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Sumenep Eri Susanto mengatakan, tahun ini institusinya memang mendapatkan DAK sebesar Rp 66,9 miliar.
Perinciannya, pembangunan jalan Rp 48 miliar serta air bersih dan sanitasi Rp 14 miliar. ”Sedangkan untuk DAK irigasi sekitar Rp 4,9 miliar,” katanya.
Menurut dia, kegiatan DAK penyediaan air bersih dan sanitasi paling banyak berada di daratan. Sebab, yang paling membutuhkan memang wilayah daratan.
”Kalau DAK irigasi di kepulauan hanya ada satu kegiatan. Kalau tidak keliru, nominal anggarannya sebesar Rp 600 juta,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Sumenep Abdul Hamid Ali Munir mengatakan, proyek pembangunan di Kota Keris harus sesuai skala prioritas. Sebab, anggaran yang dimiliki pemkab terbatas.
”Mana yang paling prioritas, maka itu harus didahulukan. Tapi, pengerjaannya harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran,” tandasnya. (iqb/yan)