Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki berbagai macam keindahan alam, mulai dari pegunungan hijau, pantai eksotis, hingga danau menawan. Oleh karena itu, Jawa Barat menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Namun berbagai macam keindahan alam itu tidak membuat satupun destinasi wisata di Jawa Barat masuk dalam daftar 10 destinasi prioritas pariwisata di Indonesia yang dikelurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Padahal berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Jawa Barat menjadi provinsi kedua dengan jumlah kunjungan turis lokal paling banyak dengan 128,66 juta perjalanan. Selain itu, Jawa Barat juga punya tiga kultur budaya sebagai daya tarik lainnya, Betawian, Sunda Priangan, dan Cirebonan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, itulah salah satu kekayaannya. Jadi si wisatawan ini akan memiliki alternatif pilihan. Manakala mereka menginginkan kultur mana yang ingin mereka ketahui. Kalau ingin Betawian berarti ke Bogor, Bekasi, Karawang. Ingin Sunda Priangan ya Tasik, Ciamis, Garut. Kalau ingin Cirebonan ya kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan)," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jabar Benny Bachtiar, Minggu (22/10/2023).
"Nah ini kekayaan-kekayaan inilah sebetulnya yang menjadi daerah tarik buat Jawa Barat," imbuhnya.
Benny juga membandingkan salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di Pulau Bali. Di sana terdapat Desa Wisata Undisan yang punya daya tarik dan tidak pernah sepi dikunjungi. Desa Wisata Undisan diketahui adalah salah satu yang terbaik karena mengedepankan pariwisata berbasis masyarakat yang menjunjung tinggi komunitas adat.
"Itu desa wisata berkembang juara ketiga. Wisatawan yang hadir ke sana mereka mau mengeluarkan uang untuk menginap perharinya kurang lebih sekitar Rp 2,6 sampai Rp 3,5 juta per malam tanpa ada wifi, tanpa ada televisi, hanya AC saja, kipas angin, tempat tidurnya juga tradisional," ujar Benny.
Menurutnya, wisatawan, khususnya yang datang dari wilayah perkotaan menginginkan datang untuk berlibur dan menjauh dari penatnya aktivitas sehari-hari ke tempat yang asri dan menenangkan.
"Tapi itu yang dicari oleh mereka. Dan yang mereka butuhkan apa? Mereka itu healing selama satu minggu mereka itu betul-betul menutup diri dari pekerjaan rutinnya. Healing, jalan-jalan di pedesaan, mengikuti aktivitas masyarakat di pedesaannya, mengikuti atraksi seni budaya dan sebagainya, itu yang mereka cari," ungkapnya.
Benny menegaskan, Jawa Barat memiliki potensi yang jauh lebih menjual dibandingkan daerah lain. Dia mencontohkan Terasering Ubud di Bali bisa didapat dengan pemandangan yang jauh lebih indah di Majalengka dan Kuningan.
"Yang paling mahal di Bali itu di mana, Ubud kan? Apa yang dijual di Ubud, hanya tanah terasering. Coba main ke Majalengka, coba main ke Kuningan, itu tanah teraseringnya jauh lebih cantik," ucap Benny.
Yang jadi masalah, kata dia, masyarakat di Jawa Barat masih ada yang belum paham akan potensi yang ada di wilayahnya. Menurutnya banyak yang masih berasumsi jika pariwisata yang menjual harus dibangun insfratruktur yang megah.
"Karena dalam asumsinya yang namanya pariwisata itu perlu membangun sesuatu supaya indah dan sebagainya padahal tidak. Yang mereka cari itu justru keindahan alam yang natural, keasriannya," jelasnya .
"Saya pernah ke Australia, saya tanya, apa yang dibutuhkan wisatawan Australia itu? Yang dibutuhkan wisatawan Australia itu bukan wisata buatan. Karena kalau wisata buatan mereka jauh lebih bagus. Yang mereka cari itu justru adalah yang natural, yang alami," lanjut Benny.
Selain SDM yang perlu ditingkatkan, Benny menyebut promosi dan penamaan tempat juga berpengaruh terhadap minat wisatawan datang. Dia mengatakan Green Canyon di Pangandaran awalnya tidak dilirik untuk didatangi pengunjung.
"Selain SDM-nya, promosinya juga dan penamaan ternyata penamaan itu berpengaruh. Dulu Pangandaran yang namanya Grand Canyon itu bukan Grand Canyon, namanya Cukang Tanu, gak laku. Tapi diganti jadi Grand Canyon itu wisatawan itu banyak berhubung. Jadi ternyata ada satu konteks promosi yang bisa menjadi daya tarik hanya gara-gara penamaan," tutup Benny.