Pemerintah Butuh Kepastian Investasi Rusia di Kilang Tuban

Written by Super User
Published: 2023-11-06 22:43:40

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut rencana pembangunan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) atau Kilang Tuban masih berjalan. Namun, ia meminta kejelasan investasi perusahaan asal Rusia yakni Rosneft selaku mitra Pertamina di Kilang Tuban.

Sebagaimana diketahui, Kilang Tuban Masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) besutan pemerintah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Arifin mengakui keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) dari Rosneft masih sulit dipegang sampai saat ini. Hal tersebut menyusul imbas sanksi yang diberikan Eropa ke Rusia atas perang yang terjadi di Ukraina.

"Rosneft, tahu sendiri, sulit. Tapi saya sudah berbicara dengan Dubes Rusia untuk komunikasi dengan Rosneft, masih bisa nggak? kalau nggak kita cari pengganti, gitu," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Senin (6/11/2023).

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan investor Rusia di proyek Kilang New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban kesulitan untuk menggelontorkan investasinya, karena itu Pemerintah berencana mencari investor baru.

Airlangga menjelaskan situasi geopolitik usai Rusia sejak menyerang Ukraina yang membuat negara tersebut dikucilkan. Hal itu yang membuat Rusia kesulitan melanjutkan investasinya. Kilang Tuban sendiri merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

"Karena Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan, dicarikan partner lain," ungkap Airlangga usai Rapat Terbatas terkait PSN di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

Saat ditanya apakah Rosneft bakal cabut dari investasi Kilang Tuban, Airlangga belum menjawab secara gamblang. Namun dipastikan pemerintah akan mencari investor baru.

"Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi dan tentunya minta kepada BUMN dan Menteri ESDM untuk memastikan refinery diperlukan tetapi investornya bisa kita, bisa dicarikan yang lain," kata Airlangga.

Sebagaimana diketahui, Kilang Tuban merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.

Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.

Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.