KABUPATEN BIMA

Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE.
Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE.Bupati Bima

Hj. Indah Dhamayanti Putri lahir di Dompu, Nusatenggara Barat, pada 19 November 1981. beliau merupakan seorang ibu yang berhasil menduduki posisi Bupati Kabupaten Bima.

Dari segi pendidikan, beliau mengenyam pendidikan dasar di SD Negeri Dompu (lulus 1993); SMP Negeri 1 Mataram (lulus 1998), masa remaja dihabiskan di PKBM-LPMP lulus 30 Desember 2005. Untuk pendidikan tinggi dilalui dan lulus tahun 2018 lalu, beliau mendapat gelar sarjana ekonomi di STIE Kabupaten Bima.

Beliau pernah menjabat sebagai Ketua AMPG Partai Golkar (2009-2013), Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bima (2013-sekarang); Penasihat GOW Kabupaten Bima (2005-2013).

Dalam pekerjaannya, beliau pernah menjadi Ketua PKK Bima (2005-2013); Wakil Ketua DPRD (2014-2019).

Banyak penghargaan yang didapatkan, mulai dari penghargaan dari Kemendagri hingga penghargaan dari Partai Golkar. Beliau memiliki tekad yang bulat untuk meneruskan perjuangan suami tercinta yaitu H. Ferry Zulkarnain (Bupati Bima sebelumnya) yang meninggal dunia dalam tugas tahun 2013.

Beliau ingin menjadikan Bima sebagai daerah yang maju dengan penghasilan rakyat dari pertanian. Selain itu, beliau juga berupaya untuk melakukan berbagai inovasi untuk memajukan daerahnya. Beliau juga seringkali terlihat turun untuk menyapa warga Bima. beliau berharap Bima menjadi daerah yang maju dengan perekonomian yang baik.

Drs. Aris Gunawan, M.Si.
Drs. Aris Gunawan, M.Si.Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bima

Syukur alhamdulillah perlu kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami berhasil untuk menyelesaikan buku “PROFIL INVESTASI KABUPATEN BIMA” ini. Kabupaten Bima memiliki perekonomian yang terus bertumbuh. Pertumbuhan itu ditata dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Bima yang terdiri dari PusatPusat Kegiatan, Sistem Jaringan Prasarana Utama dan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya. Pusat-pusat kegiatan tersebut terdiri dari: a. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWP); b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL); c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK; dan d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

Buku ini diharapkan sebagai bahan rujukan untuk para Investor dari Dalam maupun Luar Negeri guna berinvestasi di Kabupaten Bima. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami mempersiapkan buku ini, dari sejak pengumpulan data, penyusunan, pencetakan, penerbitan dan pendistribusiannya. Semoga Bermanfaat !

Wassalamu’alaikum warrahmatullaahi wa barakatuh!..

GAMBARAN UMUM

Letak, Luas dan Batas Wilayah

Kabupaten Bima, yang merupakan bagian dari Provinsi Nusatenggara Barat (NTB), berada di ujung Timur Provinsi NTB, bersebelahan dengan Kota Bima (pecahan dari Kabupaten Bima). Kabupaten Bima secara geografis berada pada 118°44’ - 119°22’ Bujur Timur dan 08°08’ - 08°57’ Lintang Selatan.

Secara administrasi luas wilayah Kabupaten Bima sekitar 438.940 Ha atau 4.389,40 km2 (22% luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat), terbagi atas 18 kecamatan yang sebagian besar adalah daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan laut, terdiri dari 191 desa dan dua unit pemukiman transmigrasi (UPT), yaitu UPT Sori Panihi SP5 dan Sori Panihi SP6 yang keduanya terletak di Kecamatan Tambora. Adapun nama-nama kecamatan di Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Monta, Parado, Bolo, Madapangga, Woha, Belo, Palibelo, Wawo, Langgudu, Lambitu, Sape, Lambu, Wera, Ambalawi, Donggo, Soromandi, Sanggar dan Kecamatan Tambora. Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut: di sebelah Barat, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Dompu; Selat Sape di sebelah Timur; Laut Flores di sebelah Utara dan di sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Berlaku tahun 2021 yaitu dengan 44,99%, disusul dengan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan 16,40%; dan Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan 7,23%. Sektor Industri yang diharapkan menggantikan posisi Sektor Pertanian untuk menuju proses industrialisasi. Peranan Sektor Industri baru mencapai sekitar 2.03% dari perekonomian Kabupaten Bima. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bima Tahun 2021 tercatat 1,79%.

Image
Image
Image

SARANA DAN PRASARANA

Bandara
Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin (IATA: BMU, ICAO: WADB), dikenal juga dengan Bandar Udara Bima. Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.200 meter dan lebar 30 meter dengan permukaan aspal dan ketinggian 1 meter di atas permukaan tanah. Bandar Udara Bima bernama Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, diambil dari nama Sultan terakhir kerajaan Bima.Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima merupakan bandara terbesar di Pulau Sumbawa dan bisa didarati oleh Pesawat Boeing 737. 

Lokasi Bandar Udara Sultan Muhammad Salahudin terletak di Palibelo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Bandara ini terletak sebelah selatan Kota Bima kota terbesar di pulau Sumbawa kurang lebih jarakya ± 3 km dari Kota Bima, ±1 km dari Woha, ibu kota Kabupaten Bima, ±9 km dari Bolo atau yang terkenal dengan Sila, Kota Kecamatan terbesar di Kabupaten Bima. Adapun maskapai penerbangan yang melayani bandara ini adalah: 1. Garuda Indonesia: Mataram-Lombok, Denpasar-Bali 2. NAM Air: Denpasar-Bali, Mataram-Lombok 3. Susi Air: Labuan Bajo-Flores, Waingapu-Sumba Selayar 4. Wings Air: Denpasar-Bali, Mataram-Lombok, Makassar-Sulawesi Selatan 5. Transnusa Bima-Kupang.pp.
Image
Image
Image
Image

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

Potensi investasi sesuai dengan jenis kawasan yang telah ditetapkan melalui kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bima sebagai berikut:

  1. Kawasan Strategis;
  2. Kawasan Strategis Cagar Budaya;
  3. Kawasan Transmigrasi;
  4. Kota Terpadu Mandiri;
  5. Komunitas Adat Terpencil;
  6. Kawasan Pengembangan Komoditi Unggulan (jagung, bawang merah,kedele, kacang tanah, rumput laut,sapi, bandeng dan garam);
  7. Kawasan Minapolitan dan
  8. Kawasan Model Pengembangan HKm serta
  9. Kawasan Pertanian.

Kegiatan investasi di Kabupaten Bima umumnya masih didominasi oleh investasi pada Sektor Perikanan seperti Budidaya Tambak dan Mutiara, namun demikian kegiatan investasi baik pihak dalam negeri maupun asing masih sangat minim mengingat potensi daerah yang besar seperti di Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan Laut, dan Pertambangan.

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI

Alt Text

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Bima terdiri dari pusat-pusat kegiatan, sistem jaringan prasarana utama dan system jaringan prasarana lainnya. Pusat-pusat kegiatan tersebut terdiri dari:

  1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) di Kota Woha; 
  2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang terdiri atas Kore (Sanggar), O’o (Donggo), Naru (Sape), Sila (Bolo), Tangga (Monta), Maria (Wawo), dan Tawali (Wera); 
  3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri atas Karumbu (Langgudu), Cenggu (Belo), Kananta (Soromandi), Labuan Kananga (Tambora), Sumi (Lambu), Nipa (Amblawi), Kuta (Lambitu), Teke (Palibelo) , Parado Rato (Parado) dan Dena (Madapangga); dan 
  4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang terdiri atas Ntonggu Baru, Karampi, Wila Maci, Wadu Kopa, Oi Bura,Nggelu, Lere, Campa.
Alt Text

Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Tanaman Pangan dan Hortikultura

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Sehingga peningkatan kinerja pertanian tanaman pangan menjadi salah satu andalan untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. Kawasan peruntukan pertanian meliputi:


Alt Text

Luas panen padi sawah tahun 2021 adalah: 50.665 ha (produksi 256.795 ton) dan luas padi ladang adalah 7.666 ha (produksi 23.588 ton). Data luas panen tanaman palawija yang tercatat disini adalah jagung (63.149 ha; 475.072 ton), kedelai (3.010 ha; 5.030 ton), kacang tanah (11.723 ha; 13.109 ton), kacang hijau (1.798 ha; 1.103 ton), ubi kayu (578 ha; 10.665 ton) dan ubi jalar (35 ha; 465 ton). Produksi dan luas lahan hortikultura adalah: bawang merah (12.028 ha; 1.524.298 ton); Cabai rawit (57 ha; 958,6 ton); kubis (14 ha; 172,2 ton); Petsai (13 ha; 193,5 ton); tomat (40 ha; 477,3 ton); bawang putih (371 ha; 3.629,8 ton). Tanaman biofarmaka: Jahe (2.203 m2; 2.898 kg); lengkuas (3.050 m2; 4.910 kg); Kencur (800 m2; 1.950 kg); Temukunci (13.515 m2; 21.596 kg); Temulawak (1.527 m2; 3.036 kg); dan Kunyit (131.495 m2; 182.189 kg). Produksi Buahbuahan tercatat: manga (82.614 kuintal); durian (138 kuintal); jeruk besar (296 kuintal); pisang (54.923 kuintal); papaya (7.792 kuintal); salak (276 kuintal); sawo (1.052 kuintal); dan sukun (38 kuintal).

Alt Text

Sektor Kehutanan

Kawasan Hutan Lindung seluas kurang lebih 83.190 Ha meliputi: Kawasan hutan lindung persebarannya terletak pada kelompok hutan Maria (RTK 25), Pamali (RTK 52), Tambora (RTK 53), Soromandi (RTK 55), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67). Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya terdiri dari;

  1. Kawasan Cagar Alam (CA) di Kabupaten Bima meliputi CA Gunung Tambora Selatan, CA Pulau Sangiang, dan CA Toffo Kota Lambu dengan luas sekitar 21.095 Ha;
  2. Kawasan Pantai Berhutan Bakau meliputi kawasan pantai di sekitar pantai Kecamatan Ambalawi, Bolo, Lambu, Palibelo, Sape, Wera, dan Woha dengan luas + 621 Ha;
  3. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan meliputi Karampi Kecamatan Langgudu, Pulau Gilibanta Kecamatan Sape dan Tanjung Mas di Kecamatan Monta;
  4. Kawasan Suaka Margasatwa di Tambora (RTK 53) dengan luas sekitar 17.686 Ha;
  5. Kawasan Wisata Alam Madapangga di Toffo Rompu (RTK 65) dengan luas + 232 Ha; f. Kawasan Taman Buru Tambora (RTK 53) dengan luas sekitar 16.586 Ha.

Alt Text

Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas

  1. Kawasan hutan produksi terbatas; dan
  2. Kawasan hutan produksi tetap.

Kawasanperuntukan hutan produksi terbatas meliputi kawasan Tolowata (RTK 23), Tololai (RTK 24), Maria (RTK 25), Tambora (RTK 53), Soromandi (RTK 55), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67), Nanganae Kapenta (RTK 68), Pulau Sangiang (RTK 86), dan Pulau Gilibanta (RTK 87) dengan luasan kurang lebih 66.867 Ha. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap meliputi Tololai (RTK 24), Maria (RTK 25), Tambora (RTK 53), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67), dan Nanganae Kapenta (RTK 68) dengan luasan kurang lebih 44.740 Ha. Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas 43.088 Ha, tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bima.

Alt Text

Sektor Perikanan Dan Kelautan

Potensi Sumber Daya Laut di Kabupaten Bima meliputi lahan budidaya seluas 6.814,9 Ha, terdiri dari Budidaya Perairan Umum seluas 1.008 Ha (baru dimanfaatkan 0,01 Ha atau 0,001%) dan Perairan Payau/Tambak seluas 5.748 Ha (baru dimanfaatkan 1.585,2 Ha atau 27%), Perairan Tawar seluas 58,90 Ha (baru dimanfaatkan 11,16 Ha atau 18,95%), dan serta Perairan Laut untuk Perikanan Tangkap seluas 322.904 Ha (sudah dimanfaatkan 284.704 Ha atau 88,17%). Sementara Potensi Areal Pesisir mencakup pantai sepanjang ± 640 Km. Dengan potensi yang begitu besar, produksi ikan basah hasil tangkapan di perairan laut dan ikan basah hasil budidaya di perairan umum rata-rata mencapai 29.460,3 ton dan untuk budidaya laut 47.081,7 ton. Selain produksi Pengembangan Kawasan Agribisnis dan Agroindustri yang berbasis Perikanan tersebar di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Woha, Bolo, Palibelo, Langgudu, dan Sape. Kawasan Budidaya Perikanan Air Tawar diprioritaskan dikembangkan di daerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan diarahkan ke Kecamatan Bolo, Lambu, Palibelo, Langgudu, Sape, Woha, Monta, dan Soromandi dengan luas kurang lebih 5.169 Ha. 

Sementara untuk Budidaya Kerang Mutiara dilakukan oleh 6 (enam) perusahaan dengan luas areal 2.527 Ha dengan total produksi sebesar 150 Kg. Namun demikian masih tersedia lahan potensial untuk pengembangan budidaya mutiara seluas 2.904,5 Ha. Disamping kegiatan penangkapan dan budidaya, terbuka juga investasi industri pengolahan hasil perikanan yang hingga saat ini belum ada di Kabupaten Bima. Salah satu komoditi yang memiliki keunggulan secara komparatif yaitu garam karena produksinya sangat berlimpah tetapi kebutuhan pasar masih relatif rendah. Luas Potensi lahan budidaya garam di Kabupaten Bima lebih kurang 4.068 Ha. Dari luas lahan tersebut, yang dapat dimanfaatkan baru sekitar 1.733 Ha, dengan produksi rata-rata 150 ton/Ha dan jumlah petani sekitar 7.000 orang. Sampai saat ini, dari rata-rata produksi garam Kabupaten Bima yang mencapai 65.000 ton/tahun, baru sekitar 2.000 - 3.000 ton/tahun yang mampu diserap oleh industri pengolahan garam. Sementara sisanya dijual dalam bentuk aslinya untuk keperluan rumah tangga maupun industri, baik di pasar lokal maupun regional terutama untuk kebutuhan Indonesia Bagian Timur. Secara geografi, maka dalam wilayah pesisir terdapat potensi berbagai investasi sebagai berikut:

Sektor Energi Dan Sumber Daya Mineral

KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN 

  1. Pertambangan mineral logam eksisting emas tersebar di Kecamatan Donggo, Soromandi, Wawo, Lambitu, Sape, Lambu; Tembaga tersebar di Kecamatan Madapangga, Bolo, Parado, Woha, Monta, Sape, Lambu, Langgudu; mangan tersebar di Kecamatan Belo, Bolo, Lambitu, Langgudu, Monta, Palibelo, Parado; dan
  2. Pertambangan mineral bukan logam dan batuan eksisting pasir besi tersebar di Kecamatan Amabalawi, Sanggar, Soromandi, Tambora, Wera dan Donggo.

Pembangunan listrik di Kabupaten Bima terus ditingkatkan. Dengan upaya yang sungguh-sungguh, jumlah pelanggan listrik juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan akan terus diperluas di seluruh kecamatan sehingga seluruh masyarakat akan mendapatkan aliran listrik yang sangat berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari sekaligus menunjang perekonomian masyarakat. Pada tahun 2021 tercatat jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Bima sebanyak 137.897 pelanggan; daya terpasang: 127.590.330 KW; produksi listrik: 172.868.382,78 KWh; listrik terjual: 163.306.904,38 KWh. 

Berbeda dengan pembangunan di bidang listrik, pembangunan di bidang air bersih yang dipercayakan kepada PDAM sampai dengan tahun 2021 baru mampu melayani sebagian kecil masyarakat di Kabupaten Bima, yaitu sebanyak 2.680 pelanggan.

Publish modules to the "offcanvs" position.