Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Kalimarau, Ferdinan Nurdin menyebut, belum terlaksananya penerbangan Kalimarau-Maratua lantaran belum mendapatkan pihak yang bisa menanam modal untuk mewujudkannya.
Untuk bisa mewujudkannya, Ferdinan menerangkan butuh pendanaan sedikitnya Rp 1,8 miliar yang nantinya digunakan untuk block seat penerbangan pesawat berjenis ATR 72. “Kita masih butuh pemodal yang mau, ini hanya untuk block seat saja,” ujarnya.
Skema block seat ini, nantinya akan melakukan blok pada sejumlah kursi minimal penerbangan. Namun, jika penerbangan memiliki minat banyak oleh pengguna, maka modal yang ditanamkam tidak akan dipotong sesuai keterisian jumlah minimal penumpang yang menggunakan.
“Misalnya block seat untuk 40 kursi berangkat dan kembali, jika terisi penuh maka tidak akan dipotong,” terangnya.
Apalagi, modal Rp 1,8 miliar itu digunakan untuk masa uji coba yang dilakukan selama 3 bulan saja. Sehingga, jika tren penerbangan positif maka rute tersebut akan berlanjut.
Opsi lain yang bisa dilakukan adalah dengan patungan gotong royong yang dilakukan pengusaha resor dan penginapan di Maratua. Sehingga, setiap resor dan penginapan bisa menyatukan modal untuk mendatangkan penerbangan ini demi kemudahan wisatawan dalam melancong.
“Misalnya setiap resor patungan sekian nilai, maka mereka bergotong royong. Saya kira ini bisa terwujud, apalagi mereka bisa memastikan kebutuhan seat untuk pengunjung mereka,” terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir mengatakan bahwa dirinya berharap, pelaku usaha penginapan dan resor bisa bersatu dan gotong royong sebagai alternatif mendatangkan penerbangan Kalimarau-Maratua. Sehingga, hal ini diharapkan bisa menjadi pemancing kunjungan wisatawan ke Berau dengan mudah.
“Kemudahan transportasi ini yang kita harap ke depan bisa menjadi daya tarik, selain wisata yang indah juga akomodasi perjalanan yang mudah,” terangnya.
Penerbangan itu, juga dikatakan Ilyas tak hanya akan digunakan oleh wisatawan luar, termasuk wisatawan lokal ataupun masyarakat akan melirik hal tersebut.
“Kan yang lokal pun akhirnya bisa menggunakan juga,” terangnya.
Comments powered by CComment