Lihat Foto

Sepanjang 2019-2024, Investasi Korea Selatan ke RI Mencapai Rp 227,3 Triliun

Sumber Berita: kompas.com

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melaporkan, investasi Korea Selatan di Indonesia selama periode 2019 hingga kuartal I 2024 mencapai 13,9 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 227,3 triliun (kurs Rp 16.358 per 1 dollar AS).

"Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi asal Korea Selatan untuk periode 2019 hingga triwulan I 2024 mencapai 13,9 miliar dollar AS," kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (3/7/2024).

Bahlil mengatakan, selama periode tersebut, Korea Selatan menempati posisi 7 negara sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia. Tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Korea Selatan yaitu listrik, gas, dan air (21 persen); industri otomotif (18 persen); serta industri mesin dan elektronik (10 persen).

Di samping itu, Bahlil mengapresiasi proyek investasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia yang diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di lokasi pabrik PT HLI Green Power, Karawang, Jawa Barat, Rabu.

Ia mengatakan, investasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini mencapai 4,46 miliar dollas AS atau setara Rp 71,36 triliun.

Bahlil mengatakan, apabila semua tahapan dari mulai pertambangan, smelter, HPAL (High Pressure Acid Leach), prekursor, sel baterai, sampai dengan mobil semua sudah siap dilakukan, Indonesia akan menjadi salah satu negara pemain ekosistem baterai mobil listrik, khususnya yang berbahan baku nikel.

"Kami tanya di dunia sudah ada belum yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai mobil. Ternyata belum ada, dan kita, Indonesia, yang pertama untuk melakukan hal ini," ujarnya.

Bahlil mengatakan, perjuangan untuk merealisasikan investasi ini membutuhkan upaya dan dukungan luar biasa dari semua pihak terutama pada masa pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, kehadiran Presiden Joko Widodo sejak groundbreaking pabrik ini pada tahun 2021, kemudian tinjauan pada bulan September 2023, dan hingga sampai peresmiannya hari ini menjadi penyemangat.

”Hari ini menandakan babak baru di mana kita sama-sama menyaksikan proses peresmian pabrik baterai mobil listrik yang terintegrasi. Total investasi 9,8 miliar dollar AS minus investasi dari Hyundai untuk mobil," kata dia.

"Jadi, kalau diakumulasi semuanya itu kurang lebih 11-12 miliar dollar AS. Ini adalah investasi terbesar untuk satu ekosistem yang ada di Indonesia, khususnya baterai sampai dengan mobilnya,” sambungnya.

Bahlil mengatakan, proyek investasi ini merupakan salah satu bukti implementasi komitmen Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae-in pada pertemuan di Korea Selatan tahun 2019 untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan investasi antara Korea Selatan dan Indonesia.

Ia mengatakan, pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini meliputi industri pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik senilai 3,2 miliar dollar AS (Rp51,2 triliun) yang akan menyerap 2.800 tenaga kerja, di mana dalam fase pertama memiliki kapasitas produksi 10GWh dengan nilai investasi 1,2 miliar dollar AS (Rp19,2 triliun).

"Investasi lainnya yang juga diresmikan yaitu pak baterai (battery pack) senilai 42,12 juta dollar AS (Rp674,32 miliar) dan produksi kendaraan listrik 1,22 miliar dollar AS (Rp19,52 triliun)," ucap dia.


Print  

Comments powered by CComment

Pengunjung
77357
Hari iniHari ini537
KemarinKemarin580
Minggu iniMinggu ini2393
Bulan iniBulan ini2393
TotalTotal77357
Tertinggi 06-03-2024 : 1128
Statistik created: 2024-07-06T12:24:29+00:00
Online
-
© Pusat Informasi Data Investasi Indonesia
Pengunjung Berdasarkan Negara
Indonesia 60.0% Indonesia
United States 32.8% United States

Total:

23

Countries
001350
Today: 4
This Week: 42
This Month: 42
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Login Form