Presiden Jokowi memamerkan dampak besar pembangunan infrastruktur di eranya yang membuat peringkat Indonesia di dunia meningkat.
Jokowi menggunakan world competitiveness ranking yang diluncurkan IMD Business School pada 2023 lalu sebagai acuan keberhasilan proyek infrastruktur di eranya. Ia menyebut rangking Indonesia sudah beranjak naik dibandingkan 2014 lalu.
"Saat itu, di 2014 saya melihat kita memang masih tertinggal. Dalam IMD global competitiveness index bidang infrastruktur, saat itu (Indonesia) di peringkat 54, saat ini masuk ke peringkat 51," pamer Jokowi dalam Silaturahmi dengan Penggiat Infrastruktur di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (4/12).
"Artinya meningkat, meskipun juga belum melompat. Tapi kerja keras dalam bidang infrastruktur, betul-betul kerja keras," tegas Jokowi.
Kenaikan peringkat Indonesia itu diklaim Jokowi karena ada sejumlah proyek yang digarap olehnya, terutama di bawah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Mulai dari proyek-proyek mainstream hingga megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Jokowi merinci saat ini sudah terbangun 2.143 km jalan tol, 300 bendungan, 5.700 km jalan nasional, hingga irigasi yang mengairi 1,2 juta hektare lahan. Khusus untuk IKN yang digarap di periode kedua Jokowi, ia menyebut ada setidaknya 3 alasan utama membangun megaproyek ini.
Pertama, IKN dan proyek infrastruktur lainnya diharapkan bisa menghemat biaya logistik. Jokowi menegaskan efisiensi biaya logistik penting untuk mengundang investor masuk ke tanah air.
"Tak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau tidak bisa karena tidak ada airport, tak bisa karena tidak ada seaport, dan tidak ada jalan," tutur Jokowi.
Kedua, Jokowi ingin menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Ia berdalih infrastruktur baru yang akan memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi anyar.
Ketiga, menghubungkan sosial dan budaya di Indonesia. Ia mencontohkan kehadiran bandara membuat orang Aceh bisa langsung terbang ke Papua, begitupun sebaliknya.
Comments powered by CComment