Ilustrasi BTS 4G. Foto: detikcom/Agung Pambudhy

Perkuat Infrastruktur Digital di RI Pakai 4G, 5G, Satria-1, sampai Starlink

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang berupaya memperkuat transformasi digital di berbagai sektor. Pemanfaatan teknologi, mulai dari perluasan jaringan 4G, 5G, pengoperasian Satria-1, serta Starlink milik Elon Musk.

Indonesia yang merupakan negara dengan kondisi geografis berupa lautan dan belasan ribu pulau yang tersebar, membuat pembangunan infrastruktur telekomunikasi dihadapi berbagai tantangan.

"Kementerian Kominfo sendiri saat ini berupaya untuk mendorong perkuatan transformasi digital pada berbagai sektor dengan pemanfaatan teknologi telekomunikasi generasi terkini," ujar Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Wayan Toni Supriyanto di acara IndoTelko, Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Untuk itu, kata Wayan, diperlukan pula penguatan infrastruktur digital di mana hal ini adalah langkah konkret yang dapat ditempuh oleh pemerintah.

"Penguatan infrastruktur digital ini dilakukan melalui perluasan jaringan 4G sampai ke pelosok desa, penerapan teknologi 5G sebagai teknologi telekomunikasi seluler terkini, hingga pemanfaatan Low Earth Orbit Satellite. Jaringan seluler baik, yaitu 4G maupun 5G, saat Ini menjadi tumpuan utama masyarakat untuk keperluan komunikasi dan akses dunia maya," tutur Wayan.

Sebagai informasi, baik itu OneWeb maupun Starlink merupakan perusahaan global penyedia layanan internet berbasis satelit low earth orbit (LEO). Dalam menghadirkan akses internet di Indonesia, OneWeb bekerjasama dengan Dwi Tunggal Putra (DTP, sedangkan Starlink menggaet Telkomsat.

Tak hanya memanfaatkan satelit LEO, Wayan mengatakan, untuk memperkuat transformasi digital di Indonesia dilakukan dengan menggunakan satelit GSO atau geostationer. Adapun, pemerintah saat ini sedang menanti pengoperasian Satelit Republik Indonesia (Satria-1) untuk membantu konektivitas bagi fasilitas layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Industri seluler sendiri sedang melalui proses transformasi di mana perubahan tersebut menyebabkan dunia bergerak menuju teknologi digital tidak hanya memenuhi kebutuhan komunikasi, tetapi untuk segala aktivitas sehari-hari," kata Wayan.

"Transformasi cara bekerja dan berusaha, kebutuhan manufaktur akan proses produksi yang lebih efisien, kebutuhan layanan kesehatan yang akurat, dan sebagainya yang berdampak pada perekonomian Indonesia," pungkas dia.


Print  

Comments powered by CComment

Publish modules to the "offcanvs" position.