Pariwisata berkelanjutan berfokus pada tiga hal, yakni keberlanjutan lingkungan, keberlanjutan sosial dan pertumbuhan ekonomi. Partisipasi aktif dari warga dalam pengungkapan potensi lokal dapat dilaksanakan melalui sinergi dan kolaborasi. .
“Salah satu key point dalam konsep partisipatif adalah sumber daya manusia (SDM). Multi-stakeholder pariwisata berkelanjutan memiliki peran masing-masing,” ujar Satria Haris Brand Activator dan Tim Kerja Visit Beautiful West Sumatra dalam keterangannya, Senin (14/8/2023).
Menurut Haris, dalam dunia pendidikan, salah satu poin tri dharma perguruan tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Akademisi sebagai bagian dari multi-stakeholder berperan dalam transfer ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas SDM.
Mereka turun ke lapangan, mengamati fenomena dan kebutuhan masing-masing wilayah pengabdian, merancang strategi pelaksanaan dan mengimplementasikan keilmuan sehingga dapat menjadi posisi tawar yang baik di masyarakat.
PKM terpadu merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Dijelaskannya, jika mengacu pada defenisi secara umum, Sinergi adalah Membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.
Sedangkan kolaborasi dalah proses dua atau tiga orang, entitas, atau organisasi bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan. “Hal ini senada dengan PKM Terpadu Universitas Negeri Padang 2023 yang dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai,” katanya.
PKM Terpadu yang dilaksanakan yaitu, Pengembangan potensi wisata pantai melalui program branding dan peningkatan keterampilan layanan massage therapy di Kabupaten Kepulauan mentawai; Pengembangan sport tourism di Kepulauan Mentawai; Peningkatan potensi pariwisata olahraga berbasis ekowisata melalui pelatihan stand up paddle dan water rescue; Pelatihan pemandu outbound dan pembuatan fun games; dan Pengembangan kompetensi dalam memperbaiki gerak dasar anak usia dini berbasi TGMD 3 dan pelatihan kebugaran jasmani.
Pelaksanaan PKM tersebut, kata Haris, dibuat secara kolaboratif dengan melibatkan peserta usia produktif dari sekolah menengah atas di desa tupejat dan guru serta dinas pariwisata pemuda dan olahraga Kabupaten Kepulauan mentawai.
Adapun materi utama dalam PKM terpadu ini yaitu Destinasi Branding Pariwisata Berkelanjutan yang diisi oleh praktisi branding dan Tim Kerja Visit Beautiful West Sumatra. Dilanjutkan workshop sesuai dengan lima item pengabdian.
Pelaksanaan PKM Terpadu direspons positif oleh Penjabat Bupati Mentawai Fernando Jongguran Simanjuntak. Kehadirannya dalam pembukaan dan memberikan motivasi serta siap bersinergi serta berkolaborasi dalam membangun pariwisata berkelanjutan di Mentawai.
Selain SDM, kata Haris, CEO Commitment juga menjadi indikator utama dalam konsep partisipatif, dan ini menjadi bukti ‘open to collaborating’ untuk siapapun yang ingin berkontribusi untuk Mentawai.
Adapun tim PKM terpadu UNP, terdiri dari dosen dan mahasiswa, yaitu Prof. Dr. Anton Komaini,S.Si.,M.Pd, Dr. Nuridin Widyo Pranoto,M.Or, Dr. Haris Satria, M.Sn, Andri Gemaini,S.Si.,M.Pd, Donal Syafrianto.,S.ST.,M.Fis, Defrizal, M.Sn, Irfan Oktavianus,M.Pd, Dr. Ahmad Chaeroni M.Pd, Eko Purnomo,M.Pd, Malta Kharisma, M.Pd, Drs. Rasyidin Kam, Dio (staf admin), Jamil (Mahasiswa S2), Fair Muda (mahasiswa s2), Aulia (mhasiswa s2), Arif rahcman (Mahasiswa S2), Heru (Mahasiswa S2), Tiara (Mahasiswa S1), Naya (Mahasiswa S1), Amel (Mahasiswa S1), Bulat (Administrator) dan Anes (Administrator).
Diharapkan Haris apa yang telah dilaksanakan dapat memberikan manfaat terutama untuk SDM usia produktif di Mentawai. “Tidak ada yang instant sekalipun itu mie instant, semua butuh proses dan kontribusi ini adalah bagian dari proses menyiapkan SDM unggul untuk Pariwisata Berkelanjutan,” katanya.(rel)
Comments powered by CComment