Jenewa: Pelapor Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, kembali menyampaikan laporannya terkait operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Kali ini, ia mengatakan bahwa Israel telah menghancurkan wilayah terkepung Palestina itu selama lima bulan operasi militernya. Perrnyataan disampaikan Albanese kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa pada Selasa kemarin.
"Terdapat angka mengerikan dalam jumlah kematian, kerugian terhadap para penyintas, penghancuran sistematis setiap aspek yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan di Gaza – mulai dari rumah sakit hingga sekolah, dari rumah hingga lahan subur – dan penderitaan yang dialami ratusan ribu anak-anak dan ibu hamil," kata Albanese, seperti dilansir dari Anadolu Agency pada Rabu, 27 Maret 2024.
Dia mengatakan dalam sebuah laporan kepada Dewan HAM PBB bahwa tindakan Israel hanya dapat ditafsirkan sebagai "bukti prima facie dari niat untuk secara sistematis memusnahkan Palestina sebagai sebuah kelompok warga."
"Menyusul analisis atas tindakan dan pola kekerasan Israel dalam serangan gencarnya di Gaza, yang didukung retorika tidak manusiawi yang dilakukan para pejabat tinggi Israel dan sering kali tercermin dalam tindakan tentara di lapangan, laporan Pelapor Khusus menemukan bahwa ambang batas genosida oleh Israel telah dipenuhi," lapor Kantor HAM PBB.
Salah satu temuan dari laporan Albanese adalah bahwa para pemimpin eksekutif dan militer serta tentara Israel telah dengan sengaja memutarbalikkan "aturan dasar hukum kemanusiaan internasional."
Ini adalah "sebuah upaya melegitimasi kekerasan genosida terhadap rakyat Palestina," tutur Albanese, yang merupakan seorang pengacara serta akademisi internasional asal Italia.
Kampanye Genosida
"Dengan sengaja mendefinisikan ulang kategori perisai manusia, perintah evakuasi, zona aman, kerusakan tambahan dan perlindungan medis, Israel telah menggunakan fungsi perlindungan mereka sebagai ‘kamuflase kemanusiaan’ untuk menyembunyikan kampanye genosidanya.
"Genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza adalah tahap eskalasi dari proses penghapusan kolonial pemukim yang telah berlangsung lama."
"Wacana keras anti-Palestina, yang membingkai seluruh rakyat Palestina di Gaza sebagai musuh yang harus dibasmi dan disingkirkan secara paksa, telah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat Israel," ungkap Albanese.
Albanese mengatakan bahwa sejak 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 32.333 warga Palestina, termasuk 13.000 lebih anak-anak. "Lebih dari 12.000 orang diperkirakan tewas di balik reruntuhan bangunan dan 74.694 orang terluka, banyak di antaranya mengalami luka-luka yang mengubah kehidupan mereka," tuturnya.
Kelaparan di Gaza
Tujuh puluh persen daerah pemukiman di Gaza telah hancur, dan 80" dari seluruh penduduk terpaksa mengungsi, sebut Albanese.
"Ribuan keluarga telah kehilangan orang yang mereka cintai atau musnah seluruhnya. Banyak yang tidak bisa menguburkan dan meratapi kerabat mereka dan terpaksa meninggalkan jenazah mereka yang membusuk di rumah, di jalan, atau di bawah reruntuhan," tutur dia.
"Ribuan warga Palestina telah ditahan dan secara sistematis mengalami perlakuan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat. Dua juta orang terpaksa mengalami kelaparan dan kelaparan. Trauma kolektif yang tak terhitung akan dialami oleh generasi mendatang," sambungnya.
Albanese mengatakan bahwa seruan untuk melakukan "pemusnahan dengan kekerasan dari para pejabat tinggi Israel" dengan otoritas komando yang ditujukan kepada tentara yang bertugas di lapangan merupakan "bukti kuat adanya dorongan publik yang jelas dan terbuka untuk melakukan genosida."
Comments powered by CComment