Image

Profil Investasi

KABUPATEN KEPULAUAN SULA
Fifian Adeningsi Mus, S.H.
Fifian Adeningsi Mus, S.H.BUPATI KEPULAUAN SULA

Profil Kepala Daerah

Beliau adalah Bupati terpilih yang memenangkan PILKADA 2024, untuk masa jabatan periode 2024-2029 dan merupakan periode kedua jabatan beliau sebagai Bupati Kepulauan Sula dan merupakan bupati wanita pertama. Beliau dilahirkan di Gela, Taliabu Utara pada tanggal 8 September 1984, memiliki 2 anak. Pendidikan dasar ditempuhnya di SD Al-Hilal Bobong (1990-1996), kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Taliabu Barat (1996-1999), dan SMA Negeri 1 Taliabu Barat (1999-2002). Sedangkan jenjang S1 (Sarjana Hukum) diperolehnya dari Universitas Ibn Khaldun Bogor (2002-2007).

ORGANISASI

Selama kuliah sampai sekarang beliau tercatat aktif berorganisasi. Beliau pernah tergabung dalam organisasi HMI Cabang Bogor; Ketua KNPI DPD Kabupaten Sula (2011); Ketua KNPI DPD Kabupaten Pulau Taliabu (2016); tergabung dalam Muslimat NU (2018). Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Mabicab Pramuka Kabupaten Kepulauan Sula sejak 2021.

POLITIK

Beliau memulai karier politiknya dari Partai Golongan Karya (2020-2022), dan kemudian bergabung dengan PDI-P pada bulan Mei 2022. Menjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Sula periode 2021-2024, kemudian di PILKADA Kabupaten Sula tahun 2024, beliau bersama pasangannya Saleh Marasabessy, terpilih lagi sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Sebelum terjun ke kancah politik, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas ESDM, dan terakhir sebagai Kepala Dinas Pendidikan Pulau Taliabu.

PENGHARGAAN

Tata Kelola Pemerintahan Dalam Negeri dari Kampus IPDN Jatinangor (2024); KEN Pariwisata dari Kementerian Pariwisata RI (2023); Kerjasama Promosi Pariwisata dengan Pemerintah Spanyol dari Pemerintah Spanyol melalui Kedubes Spanyol di Jakarta (2023).

Suryawati Buamona, S. Pi
Suryawati Buamona, S. PiKepala Dinas DPMPTSP Kab Sula

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP)
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Assalamu’alaikum Warrahmatullaahi wa barakatuh

Alhamdulillah, puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Artikel tentang potensi dan peluang investasi di Kabupaten Kepulauan Sula ini dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan Gambaran atau informasi tentang perkembangan investasi di Kabupaten Kepulauan Sula, dengan memperkenalkan dan mengidentifikaskan sektor-sektor usaha yang dapat dikembangkan dan dikenal luas, sehingga dapat meningkatkan investasi di Kabupaten Kepulauan Sula.

Potensi dan peluang investasi di Kabupaten Kepulauan Sula dapat memberikan informasi yang komprehensif bagi calon investor yang tertarik untuk mengembangkan beragam sumberdaya dan peluang investasi yang ada di Kabupaten Kepulauan Sula melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kepulauan Sula.

Kami telah menyiapkan sejumlah inisiatif untuk mempermudah proses investasi, mulai dari pemberian informasi, pemetaan yang mengacu tata ruang, penyampaian profil minat, penyederhanaan

perizinan, dan pelaksanaan konstruksi dan oprasionalisasi sesuai rencana bisnis. Kami juga berkomitmen untuk mendorong peningkatkan infrastruktur dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, para pelaku usaha, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Kami sangat yakin bahwa dengan kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak, kita dapat menciptakan peluang investasi yang tidak hanya bermanfaat bagi para investor, tetapi juga berdampak positif terhadap pembangunan daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan ekonomi.

Akhir kata, kami mengajak seluruh elemen untuk menjadikan ini sebagai momentum bagi kita untuk berdiskusi, berbagi ide, dan memperkuat komitmen dalam mengembangkan potensi investasi yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Sula.

Terima Kasih .........

Suryawati Buamona, S. Pi
NIP. 19750521 200604 2 017

Visi

SULA BAHAGIA
(Bersih, Aman, Hebat, Adil, Giat, Inovatif, dan Agamis)

SULA BAHAGIA (Clean, Safe, Great, Fair, Active, Innovative, and Religious)

Makna visi ini dijabarkan ke dalam tujuh prinsip utama pembangunan Sula:

  • Sula Bersih – Tata kelola pemerintahan dan lingkungan yang bersih.
  • Sula Aman – Kondisi sosial yang tertib dan nyaman.
  • Sula Hebat – Prestasi dan produktivitas masyarakat.
  • Sula Adil – Keadilan dan pelayanan tanpa diskriminasi.
  • Sula Giat – Semangat masyarakat dalam bekerja dan berinovasi.
  • Sula Inovatif – Kreativitas dalam pelayanan publik dan ekonomi lokal.
  • Sula Agamis – Kehidupan religius yang harmonis dan penuh toleransi.

Misi Pembangunan

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan 10 misi strategis yang menjadi arah utama pembangunan daerah:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan sosial
  • Meningkatkan kualitas SDM yang sehat, unggul, dan berakhlak mulia
  • Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel, dan bebas KKN
  • Membangun sinergi antara pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, masyarakat, dan lembaga vertikal
  • Menjamin perlindungan HAM dan penegakan hukum yang adil dan humanis
  • Mengurangi pengangguran, menekan kemiskinan, dan mendorong kemandirian masyarakat
  • Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur dasar
  • Memperkuat kerukunan dan meningkatkan kualitas kehidupan beragama
  • Melakukan revitalisasi sektor pertanian, perikanan, kehutanan, pariwisata, perhubungan, dan perdesaan secara berkelanjutan
  • 10. Meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi terhadap bencana alam

GAMBARAN UMUM DAERAH

Letak Geografis dan Batasan Wilayah

Kabupaten Kepulauan Sula adalah salah satu kabupaten di Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Kabupaten Kepulauan Sula dengan ibu kota Sanana terletak paling Selatan di wilayah Provinsi Maluku Utara. Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Sula terletak pada posisi strategis di jalur pelayaran nasional bagian timur Indonesia, yang menghubungkan wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua. Letaknya menjadikan Sula sebagai penghubung alami dalam lintasan logistik dan perdagangan antar pulau.

Luas wilayah daratan Kabupaten Kepulauan Sula adalah seluas 13.732,7 km², kabupaten ini terdiri dari 2 (dua) pulau besar yakni Pulau Sulabesi, dan Pulau Mangole, serta terdiri dari 17 pulau sedang dan kecil yang secara keseluruhan terbagi menjadi 12 wilayah kecamatan (Kecamatan Sulabesi Barat, Sulabesi Selatan, Sulabesi Tengah, Sulabesi Timur, Sanana, Sanana Utara, Mangoli Timur, Mangoli Tengah, Mangoli Utara Timur, Mangoli Barat, Mangoli Utara, dan Mangoli Selatan). Awalnya, Kepulauan Sula terdiri dari 3 pulau besar yaitu Pulau Sulabesi, Pulau Mangoli dan Pulau Taliabu.

Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014, Pulau Taliabu secara administratif berdiri sebagai kabupaten baru. Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula No. 4 tahun 2011 tentang Pemekaran Desa, wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Sula mengalami perubahan jumlah desa, menjadi 78 desa dan 6 Kelurahan yang tersebar di Pulau Sulabesi dan Pulau Mangoli. Desa Jere merupakan pecahan desa Mangoli di Kecamatan Mangoli Tengah. Kabupaten Kepulauan Sula ini dibatasi oleh Laut Maluku di sebelah Utara; Kabupaten Halmahera Selatan di bagian Timur; Kabupaten Pulau Taliabu di sebelah Barat; dan Laut Seram, Provinsi Maluku di Selatan.

Image
Image
Topografi dan Iklim

Topografi

Secara topografis, wilayah ini didominasi oleh perbukitan hijau, pesisir pantai, dan laut terbuka, menjadikannya cocok untuk investasi berbasis sumber daya alam, pengembangan sektor maritim, dan wisata bahari. Berdasarkan kelas ketinggian pada umumnya wilayah Kepulauan Sula berada pada ketinggian 0 – 100 meter di atas permukaan laut (m dpl). Kondisi hutan masih utuh ekosistemnya dengan tipe hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan. Secara umum, sekitar 150.000 Ha di dataran pantai Kepulauan Sula dijumpai jenis tanah Podsolik merah kuning yang cukup untuk pemanfaatan lahan perkebunan, sedangkan di lahan yang kemiringannya di atas 15-25% mempunyai jenis tanah Podsolik dan Aluviali.

Iklim

Kabupaten Kepulauan Sula dan juga umumnya daerah di Provinsi Maluku Utara mempunyai tipe iklim tropis, sehingga sangat dipengaruhi oleh iklim laut yang biasanya heterogen sesuai indikasi umum iklim tropis. Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula beriklim tropis (Am) dengan dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Wilayah Kabupaten Kepuluan Sula dan pelbagai daerah di Maluku Utara dan Maluku mengalami bulan basah di pertengahan tahun, tepat di saat wilayah lain di Indonesia mengalami puncak musim kemarau. Suhu rata-rata antara 27,700 dan 29,400C, dengan kelembaban antara 80,40% dan 85,70%; kecepatan angin antara 1,8 dan 2,80 knot; tekanan udara rata-rata antara 1007,80 dan 1011,70 m bar; jumlah curah hujan setahun berkisar 1.442,8 mm atau 12,33 mm/bulan dengan jumlah hari hujan 199 hari/tahun atau rata-rata 16,58 hari/ bulan dan penyinaran matahari rata-rata antara 4,27 dan 9,03 jam.

Image
Image
Demografi

Penduduk asli Kepulauan Sula adalah masyarakat suku Sula yang mendiami Pulau Sulabesi dan suku Mangole yang mendiami Pulau Mangole. Masyarakat suku Sula sendiri terbgai menjadi empat soa, yaitu Fatcei, Fagudu, Falahu, dan Mangon. Setiap soa dipimpin oleh seseorang yang disebut sebagai imam.

Penduduk Kabupaten Kepulauan Sula berdasarkan data Penduduk tahun 2023 sebanyak 107.950 jiwa, dengan laju pertumbuhan 0,35%; kepadatan penduduk mencapai 20,16 orang/m2. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2023 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 100,57. Jumlah penduduk tahun 2024 diproyeksikan 109.260 orang.

Ketenagakerjaan  

Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Kepulauan Sula adalah 49.073 jiwa yang terdiri dari 47.765 orang berstatus bekerja dan 1.308 pengangguran. Sedangkan non Angkatan Kerja berjumlah 29.590 orang (6.691 orang yang bersekolah; 17.865 orang mengurusi rumah-tangga; dan 5.034 orang berkegiatan lain-lain). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat 67,49.

Image
PEREKONOMIAN DAERAH

Kotribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar adalah dari Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (44,10%); disusul oleh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Speda motor (14,20%); Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (13,81%); dan Sektor Konstruksi (10,61%). Laju pertumbuhan PDRB tercatat 2,57%.

Image

SARANA DAN PRASARANA

Transportasi Laut

  1. Pelabuhan Penyeberangan Ferry Keramat di Kecamatan Taliabu Barat;
  2. Pelabuhan Laleo di Kecamatan Taliabu Utara;
  3. Pelabuhan Malbufa Sanana di Fagadu, Kecamatan Sanana, merupakan pelabuhan bongkar-muat terbesar di Kabupaten Kepulauan Sula dan berfungsi sebagai Tol Laut dan Terminal Penumpang Angkutan Laut.
  4. Pelabuhan Sanana,
  5. Dermaga Mangoli, dan
  6. Dermaga Falabisahaya.

Transportasi Udara


Bandar Udara Emalamo adalah bandar udara yang terletak di Desa Wai Ipa Sanana, Maluku Utara. Jarak dari pusat kota sekitar 5 km. Bandar Udara Emalamo Sanana memiliki 2 rute yakni ke Ternate di Maluku Utara dan ke Ambon di Maluku. Maskapai yang melayani rute tersebut ada 2 yakni Trigana Air menggunakan pesawat ATR 42- 500 sebanyak 6x seminggu, dan Susi Air menggunakan jenis pesawat CARAVAN. Bandara Emalamo Sanana akan membuka ekspansi ke Luwuk, Banggai Laut dan Makassar guna mendukung konektivitas logistik, layanan medis, dan Sektor Pariwisata. Potensi pengembangan bandara sebagai pusat logistik regional dan pintu gerbang wisatawan menjadi peluang investasi yang sedang dikaji.

Transportasi Darat

Total panjang jalan di Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2023 adalah 655,28 km yang terdiri dari 446,55 km jalan kabupaten, 152 km jalan provinsi, dan 56,73 km jalan negara. Jenis permukaan jalan di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2023 terdiri dari aspal sepanjang 147,75 km, kerikil sepanjang 114,30 km dan tanah sepanjang 184,5 km. Sedangkan kondisi jalan di Kabupaten Kepulauan Sula terdiri atas 3 kondisi yaitu : Kondisi baik sepanjang 129,55 km; Kondisi sedang sepanjang 10,1 km; Kondisi rusak sepanjang 27,80 km; dan Kondisi rusak berat sepanjang 279,10 km.

Komunikasi

Kabupaten ini memiliki 2 kantor pos pembantu yaitu di Kecamatan Sanana dan Mangoli Selatan. Konektivitas digital menjadi kunci percepatan pembangunan daerah, khususnya di wilayah kepulauan seperti Kabupaten Kepulauan Sula. Dalam beberapa tahun terakhir, infrastruktur telekomunikasi terus mengalami peningkatan, baik dari sisi jaringan seluler maupun akses internet masyarakat.

Dengan potensi geografis yang luas dan kebutuhan konektivitas yang terus tumbuh, Kabupaten Kepulauan Sula membuka peluang kemitraan untuk pengembangan telekomunikasi dan transformasi digital, baik melalui investasi langsung, skema CSR, maupun kolaborasi teknologi dengan penyedia layanan nasional dan global.

Perbankan dan Koperasi

Kabupaten Kepulauan Sula saat ini telah dilayani oleh sejumlah institusi perbankan dan lembaga keuangan yang menjangkau masyarakat hingga ke tingkat kecamatan. Kehadiran lembaga-lembaga ini telah membuka akses keuangan dasar, mulai dari tabungan, kredit usaha rakyat (KUR), hingga pembiayaan UMKM dan nelayan. Jumlah Bank yang ada di Kabupaten Kepulauan sula sebanyak 4 Bank, diantaranya : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Pembangunan Daerah Maluku (BPDM), PT. Bank BPR Bobo Lestari Sanana dan PT. BPR Bobo Syariah Sasana.

FASUM DAN FASOS LAINNYA

Alt Text

Pendidikan

Tahun 2023, Kabupaten ini memiliki: 76 Taman Kanak-Kanak (16 TK Negeri dan 60 TK Swasta); 8 Raudatul Athfal (RA); 103 Sekolah Dasar (84 SD Negeri dan 19 SD Swasta); 15 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta; 51 Sekolah Menengah Pertama (47 SMP Negeri dan 4 SMP Swasta); 21 Madrasah Tsanawiyah (2 MTs Negeri dan 19 MTs Swasta); 17 Sekolah Menengah Atas (13 SMA Negeri dan 4 SMA Swasta); 16 Sekolah Menengah Kejuruan (14 SMK Negeri dan 2 SMK Swasta); dan 13 Madrasah Aliyah (1 MA Negeri dan 12 MA Swasta).

Alt Text

Kesehatan

Pada tahun 2024, hanya terdapat 1 rumah sakit umum daerah (RSUD) di Kecamatan Sanana; 1 rumah sakit Fam Dofa di Kecamatan Mangoli Barat; 1 Poliklinik di Kecamatan Mangoli Tengah; 3 Puskesmas Rawat Inap (di Kecamatan Mangoli Timur, Mangoli Tengah dan Mangoli Barat) dan 20 Puskesmas non Rawat Inap yang tersebar di seluruh Kecamatan; 49 Pustu; dan 3 Apotik di Kecamatan Sanana. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan adalah 17 tenaga Medis; 238 tenaga Keperawatan; 266 tenaga Kebidanan; 29 tenaga Kefarmasian; 88 tenaga Kesehatan Masyarakat; 24 tenaga Kesehatan Lingkungan; dan 17 tenaga Gizi; serta 33 tenaga Teknik Biomedika.

Alt Text

Agama

Agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Kepulauan Sula adalah Islam (103.987 orang, dengan 112 mesjid dan 94 mushola) dan penduduk yang menganut Agama Islam paling banyak berada pada Kecamatan Sanana (30.449 orang, dengan 27 mesjid dan 32 mushola); 1.103 orang beragama Protestan, dengan 9 gereja; 425 orang beragama Katolik dengan 5 gereja; dan 1 orang beragama Budha.

Alt Text

Sarana Perdagangan

Terdapat 4 jenis sarana perdagangan di Kabupaten Kepulauan Sula, yaitu 24 pasar, 120 toko, 692 kios, dan 117 warung. Sedangkan jumlah restoran/rumah makan adalah 57 unit.

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

Penyelenggaraan perizinan di Kabupaten Kepulauan Sula antara lain didasrkan pada Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 6.1 Tahun 2022 tentang Pendelegasian Kewenangan Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kepulauan Sula. Guna memperlancar pelayanan ini, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sula berkolaborasi dengan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) membuka Pos Pelayanan Bersama guna memberikan kemudahan bagi wajib pajak untuk mendaftarkan NPWP untuk usaha. NPWP yang sudah dirilis digunakan untuk membantu percepatan perizinan berusaha bagi para pelaku usaha kecil dan menengah agar segera mendapatkan izin berusaha. Wajib pajak cukup antusias dengan pelayanan yang dibuka dan merasa terbantu dengan dibukanya Pos Pelayanan Pajak.

PROSEDUR INVESTASI

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula berkomitmen menciptakan iklim usaha yang ramah dan efisien. Salah satu bentuk nyata dari komitmen ini adalah penerapan sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko, sebuah platform nasional yang terintegrasi untuk proses perizinan berusaha. Melalui OSS, pelaku usaha dapat memperoleh legalitas usahanya secara lebih cepat, transparan, dan akuntabel tanpa harus melalui prosedur yang berbelit.

Langkah-Langkah Pengurusan Izin Melalui OSS:

  1. Registrasi akun OSS oleh pelaku usaha (perorangan maupun badan usaha)
  2. Pengisian data profil usaha, jenis kegiatan, lokasi, dan skala risiko
  3. Penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara otomatis sebagai identitas legal
  4. Pengajuan izin dasar (lokasi, lingkungan, dan bangunan) serta izin usaha/komersial sesuai sektor
  5. Pemenuhan komitmen perizinan, seperti dokumen teknis atau izin lingkungan tambahan jika diperlukan.

DPMPTSP Kabupaten Kepulauan Sula siap memberikan pendampingan langsung, konsultasi teknis, hingga penyelarasan antar instansi untuk mempercepat proses realisasi usaha. Dengan sistem OSS dan dukungan pelayanan prima, Kabupaten Kepulauan Sula memastikan setiap langkah investasi dimulai dengan mudah, aman, dan tuntas.

KOMITMEN LAYANAN INVESTASI

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula menempatkan investasi sebagai salah satu penggerak utama pembangunan ekonomi daerah. Untuk itu, seluruh proses pelayanan perizinan dan pendampingan usaha dilakukan dengan prinsip cepat, mudah, transparan, dan akuntabel. Melalui DPMPTSP, Pemda hadir sebagai mitra strategis bagi para investor sejak tahap awal inisiasi usaha hingga tahap realisasi.

Bentuk Komitmen Nyata Layanan Investasi:

  • Waktu layanan perizinan rata-rata 3–7 hari kerja, tergantung kategori risiko dan kelengkapan dokumen
  • Layanan konsultasi gratis bagi pelaku usaha terkait prosedur OSS, regulasi teknis, dan pemetaan sektor usaha
  • Pendampingan teknis dalam penyusunan dokumen komitmen, dokumen lingkungan, dan pengurusan legalitas sektor spesifik
  • Monitoring dan evaluasi pasca-izin untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan usaha
  • Fasilitasi koordinasi antar- OPD teknis demi percepatan penanganan jika ada hambatan di lapangan.

DPMPTSP Kabupaten Kepulauan Sula bukan sekadar pemberi layanan, tetapi rekan kerja aktif bagi setiap pelaku usaha yang ingin tumbuh dan berkembang di daerah ini. Dengan dukungan kepemimpinan daerah yang terbuka dan birokrasi yang responsif, Kabupaten Kepulauan Sula membuka diri untuk investasi yang beretika, berdaya-saing, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

JENIS PERIZINAN STRATEGIS

Dalam rangka mendukung kemudahan berusaha dan kepastian hukum bagi investor, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) memberikan layanan terhadap berbagai jenis perizinan berusaha, baik yang bersifat dasar maupun operasional sesuai sektor usaha. Jenis perizinan yang dikelola mengacu pada regulasi nasional serta disesuaikan dengan karakteristik dan potensi daerah.

Beberapa Jenis Perizinan Strategis yang Dilayani:

  • Izin Lokasi dan Izin Lingkungan: untuk kegiatan yang memerlukan penetapan ruang dan pengelolaan dampak lingkungan
  • Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF): diperlukan bagi kegiatan pembangunan infrastruktur atau properti investasi
  • Izin Usaha Perikanan dan Budidaya: meliputi tangkap, tambak, rumput laut, dan pengolahan hasil laut
  • Izin Usaha Pertanian dan Peternakan: untuk kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan komersial, dan pengolahan hasil
  • Izin Usaha Industri: termasuk sektor pengolahan hasil bumi, industri pangan, dan industri kecil menengah
  • Izin Usaha Pariwisata dan Ekraf: untuk resort, homestay, desa wisata, tour operator, dan event organizer
  • Izin Usaha Perdagangan (SIUP): berlaku untuk pelaku usaha grosir, eceran, ekspor-impor, dan distribusi lokal
  • Izin Usaha UMKM dan Koperasi: termasuk legalitas produksi rumahan, pengemasan, dan distribusi
  • Izin Operasional Jasa Kesehatan, Pendidikan, dan Keuangan Mikro: sesuai dengan regulasi sektor masing-masing.

Seluruh proses pengajuan izin telah disesuaikan dengan sistem perizinan berbasis risiko melalui OSS RBA, sehingga memberikan kemudahan akses dan penyesuaian tingkat komitmen sesuai klasifikasi usaha. DPMPTSP Kabupaten Kepulauan Sula berkomitmen menyediakan layanan perizinan yang cepat, terpadu, dan proaktif dalam mendampingi setiap tahapan pengembangan usaha.

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KABUPATEN SULA

SEKTOR PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA

Kabupaten Kepulauan Sula dikenal sebagai wilayah kepulauan yang subur, dengan luas lahan pertanian mencapai lebih dari 80.000 hektar, mencakup tegal/kebun, ladang, hingga lahan yang belum diusahakan. Karakter masyarakatnya sebagai petani dan pekebun turun-temurun menjadikan sektor ini memiliki nilai strategis dalam mendorong ekonomi lokal dan ketahanan pangan daerah. Potensi pertanian Kepulauan Sula tidak hanya berada pada luas lahannya, tetapi juga pada rantai nilai yang bisa dikembangkan dari hulu ke hilir. Didukung kearifan lokal dan posisi strategis antar-wilayah, sektor ini menawarkan prospek investasi jangka panjang yang stabil, berorientasi ekspor, dan berbasis kerakyatan.

Hortikultura

Pada tahun 2023, produksi tanaman sayuran adalah sebagai berikut: bawang merah (12 ha; 84 kui.); bayam (20 ha; 73 kui.); cabai keriting (28 ha; 278 kui.); cabai rawit (41 ha; 393 kui.); kacang panjang (30 ha; 455 kui.); kangkung (39 ha; 551 kui.); ketimun (26 ha; 441 kui.); petsai (21 ha; 109 kui.); terung (43 ha; 805 kui.); tomat (40 ha; 829 kui.); dan semangka (18 ha).

Produksi buah-buahan Kabupaten ini tercatat: alpukat (298 kui.); belimbing (169 kui.); duku/ langsat (1.099 kui.); durian (2.588 kui.); jambu air (377 kui.); jambu biji (786 kui.); jeruk siyem/ keprok (81 kui.); mangga (4.214 kui.); manggis (1.196 kui.); nenas (744 kui.); nangka/cempedak (72 kui.); pepaya (724 kui.); pisang (1.322 kui.); rambutan (138 kui.); sirsak (205 kui.); dan sukun (1.382 kui.).

Perkebunan

Seperti umumnya wilayah Kepulauan Maluku, Sula pun merupakan daerah agraris, khususnya perkebunan. Dari tanah Sula dihasilkan kelapa, cengkih, pala dan kakao selain produk tanaman pangan seperti padi ladang, ubi kayu dan ubi jalar yang produksinya tergolong besar. Pulau Sulabesi dan Pulau Mangoli sebagai dua pulau besar yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sula dengan penghasilan komoditas perkebunan lain seperti: kelapa, cengkih, pala dan kakao.

Pada tahun 2023, luas areal Perkebunan Rakyat dengan jenis tanaman perkebunan kelapa adalah 31.328,7 ha (29.428,74 ton), luas areal jenis tanaman perkebunan kopi adalah 194,5 ha (10,7 ton), sedangkan luas areal jenis tanaman perkebunan kakao adalah 2.022 ha (937,4 ton); jambu mete (3.164,6 ha; 992,38 ton); dan pala (2.817,2 ha; 91,1 ton).

  1. Komoditas Unggulan
    Sektor Perkebunan didominasi oleh komoditas khas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi ekspor: Pala (tersebar luas di Pulau Mangoli, menjadi identitas rempah Sula); Cengkeh (ditanam di hampir seluruh kecamatan, dengan kualitas ekspor); Kelapa (komoditas terbesar dari sisi luas panen dan produksi, cocok untuk industri hilir seperti VCO, minyak goreng, briket sabut); Jambu mete dan Kakao (tersebar di Sulabesi Barat, Timur, dan Sanana, berpotensi untuk industri pangan dan kosmetik alami).
  2. Peluang Investasi
    • Pabrik pengolahan rempah dan produk herbal (minyak atsiri, bubuk rempah, essential oil)
    • Industri hilir kelapa dan cokelat: Minyak kelapa, tepung kelapa, serbuk cokelat lokal
    • Perkebunan terpadu berbasis konservasi: Dengan sistem multistrata dan penanaman strip rumput sesuai kontur lahan Sula
    • Kawasan agropolitan: Integrasi antara sentra produksi, pengolahan, dan distribusi di wilayah Mangoli sebagai pusat agribisnis.
  3. Zona Prioritas
    Mangoli Tengah dan Utara (kelapa dan kakao); Mangoli Timur (perluasan tanaman rempah dan perkebunan campuran); Sulabesi Barat dan Sulabesi Timur (jambu mete dan pengembangan agroindustri rakyat); dan Sanana (akses pasar lokal dan fasilitas penunjang distribusi hasil perkebunan).

PETERNAKAN

Sektor Peternakan di Kabupaten Kepulauan Sula berkembang secara alami dan tradisional, namun menyimpan potensi besar untuk dikembangkan menjadi usaha produktif skala ekonomi. Sektor Peternakan dicantumkan sebagai bagian integral dalam pengembangan kawasan agropolitan dan ketahanan pangan daerah. Dengan dukungan infrastruktur, pelatihan teknologi peternakan, dan potensi pasokan lokal, peternakan di Kepulauan Sula siap bertransformasi menjadi bisnis produktif berbasis komunitas dan teknologi.

  1. Komoditas Unggulan
    Sapi potong (populasi tertinggi di Kecamatan Mangoli Tengah dan Mangoli Timur); Kambing (merata di hampir seluruh wilayah, mendukung kebutuhan daging harian); Ayam kampung dan ayam petelur (potensial dikembangkan untuk pasar lokal dan interkoneksi desa); dan Itik Manila (tersedia dalam jumlah terbatas, tetapi berpeluang dikembangkan lebih luas). Pada tahun 2023, populasi ternak untuk Sapi Potong adalah 9.430 ekor; Kerbau adalah 404 ekor; Kuda sebanyak 52 ekor dan Kambing berjumlah 2.455 ekor. Populasi unggas tercatat: 16.957 ayam kampung dan 1.933 ayam pedaging serta 3.187 bebek.
  2. Pola Zona Peternakan
    Diterapkan pendekatan Crops–Livestock Integrated System, yaitu sistem terpadu pertanian–peternakan dengan cara ternak dilepas di kawasan perkebunan/pertanian dan secara alami menyuburkan tanah. Kawasan peternakan tersebar di seluruh kecamatan, terutama di Mangoli Barat, Mangoli Tengah, Sulabesi Tengah, dan Sanana Utara, yang terintegrasi dengan zona agropolitan.
  3. Peluang Investasi Sektor Peternakan
    • Peternaka komunal terpadu berbasis kelompok masyaakat (koperasi, BUMDes)
    • Produksi telur dan daging olahan skala lokal, seperti rumah potong hewan mini dan usaha pengasapan daging
    • Pabrik pakan ternak berbasis limbah pertanian, seperti serbuk kelapa, janggel jagung, atau limbah sayur
    • Program pemuliaan ternak unggas lokal untuk suplai daging dan telur ke daerah lain di Maluku Utara.

PERIKANAN

Selain hasil bumi dari daratan, Sula masih menyimpan potensi lain, baik dari laut maupun yang masih terpendam di dalam bumi. Seperti wilayah lain yang termasuk Kepulauan Maluku, Sula juga dicirikan dengan potensi hasil lautnya. Kabupaten Kepulauan Sula adalah kawasan maritim yang kaya akan sumber daya laut. Mata pencaharian penduduk yang utama selain berkebun adalah mencari ikan. Dengan luas lautan mencapai kurang lebih 14.500 km² atau 60% dari total wilayahnya dan secara geografis mengelilingi wilayah-wilayah daratannya, kabupaten ini menyimpan potensi perikanan yang cukup besar. Dikelilingi Laut Maluku dan Laut Seram, wilayah ini memiliki garis pantai yang panjang, perairan pesisir yang subur, dan ekosistem laut yang mendukung aktivitas penangkapan dan budidaya ikan secara berkelanjutan. Sektor Perikanan di Kepulauan Sula menyimpan peluang investasi yang besar, baik dari sisi peningkatan produksi, pengolahan hasil, hingga distribusi ke pasar ekspor. Usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Sula adalah perikanan rakyat. Produksi perikanan sangat beragam dengan kesediaan potensi 80.547,81 ton/tahun dan potensi lestari sebesar 40.273,91 ton/tahun dengan standing stock pelagis (permukaan) 33.060,94 ton/ tahun serta ikan demersal (dasar) 16.875,61 ton/tahun dengan pemanfaatan untuk kedua komoditas ini baru mencapai 11.506,53 ton/tahun atau 22,8% dari potensi lestari. Kecamatan Sanana Utara di Kabupaten Kepulauan Sula menjadi kecamatan dengan jumlah rumah tangga perikanan tangkap paling banyak yaitu terdapat sebanyak 810 rumah tangga. Produksi Perikanan Tangkap (laut) di Kabupaten Kepulauan Sula mencapai 51.653,70 ton.

  1. Potensi Perikanan Tangkap
    Luas potensi produksi mencapai 49.937 ton/tahun, namun yang baru tergarap sekitar 51%. Komoditas unggulan: Tuna, Cakalang, Layang, Kerapu, Kakap, Lobster, dan Cumi-cumi. Wilayah tangkap terbagi dalam subzona: Pelagis (Mangoli Tengah, Mangoli Barat, Sulabesi Timur, Teluk Vesuvius); Demersal (Sanana Utara, Mangoli Selatan, Mangoli Tengah); Campuran (Pelagis + Demersal) di berbagai perairan produktif seperti Selat Lifmatola, Selat Capalulu, dan Laut Banda. Kabupaten ini memiliki Pusat Pelelangan Ikan (PPI) di Wainin dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di Falabisahaya.
  1. Potensi Budidaya Laut
    Komoditas utama: Rumput laut (Euchema cottonii & Gracilaria sp), Kerapu, Kakap, Kuwe, Kerang, dan Teripang. Sistem budidaya yang diterapkan adalah Keramba Jaring Apung (KJA), Keramba Jaring Tancap (KJT), dan long line untuk rumput laut. Lokasi Prioritas adalah di Mangoli Utara (Manaluli–Pastabulu); Sanana Utara (Pohea–Bajo, Wainin, Fukweu); Mangoli Tengah (Teluk Baroakol); Mangoli Barat (Teluk Leleaba); dan Sulabesi Barat (Teluk Kabau). Potensi pasar: farmasi, pangan, ekspor caragenan, dan industri lokal.
  1. Peluang Investasi
    • Cold storage dan unit pengolahan hasil laut (fillet, ikan beku, abon)
      Galangan kapal kecil dan perahu nelayan
    • Logistik hasil laut dan sistem ekspor terintegrasi
    • Ekowisata berbasis perikanan (fish feeding tour, budidaya edukatif).

Produk Unggulan Sektor Perikanan

  • Ikan Tuna, Cakalang, dan Layang: Potensi tangkap tinggi, cocok untuk pasar ekspor dan industri pengolahan.
  • Rumput Laut (Eucheuma cottonii): Digunakan untuk bahan pangan dan kosmetik, sangat potensial untuk ekspor.
  • Abon Ikan dan Ikan Asin: Produk olahan tradisional yang telah dikenal luas di pasar lokal dan regional.
  • Kerupuk Cumi dan Teripang Kering: Camilan khas dari hasil laut tropis.

Potensi besar dalam pengembangan hilirisasi melalui cold storage, pengemasan modern, dan e-commerce.

SEKTOR KEHUTANAN

Kabupaten Kepulauan Sula memiliki potensi kehutanan yang signifikan, terutama berupa hutan produksi terbatas, hutan lindung, dan kawasan fungsi konservasi seperti Pulau Lifmatola. Luas kawasan berhutan mencakup ribuan hektar, tersebar di Pulau Sulabesi dan Mangoli, serta gugusan pulau kecil lainnya.

Potensi Pemanfaatan

Potensi pemanfaatan meliputi: Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti rotan, damar, madu hutan, dan gaharu; Agroforestry berbasis masyarakat yang mengintegrasikan kebun dan kawasan hutan; dan Ekowisata berbasis hutan lindung dan suaka alam, seperti trekking, birdwatching, dan edukasi konservasi.

Peluang Investasi

  • Kemitraan konservasi dan CSR lingkungan untuk penguatan fungsi hutan lindung dan pendidikan alam.
  • Produk olahan HHBK (kemasan madu, olahan gaharu, rotan kreatif).
  • Budidaya tanaman obat dan aromatik di sekitar hutan produksi terbatas.

Potensi kehutanan di Kabupaten Kepulauan Sula berupa hutan alam yang berdasarkan Peta Paduserasi RTRWP dengan TGHK memiliki luas hutan 471.951,53 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung 46,426,70 Ha, Hutan Suaka alam 12.683,53 Ha, Hutan Produksi Tetap 24.250,00 Ha, Hutan Produksi Terbatas 55.014,00 Ha, Hutan Produksi dapat dikonversi 281.077,70 Ha, Areal Penggunaan Lain 52.499,60 Ha.

SEKTOR PERTAMBANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

  1. Pertambangan
    Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat beberapa indikasi sumber bahan galian yaitu tambang emas terdapat di Kecamatan Mangoli Timur (Desa Waitina) dan Kecamatan Mangoli Utara Timur (Desa Kawata); tambang batubara terdapat di sepanjang semenanjung Kecamatan Sulabesi Barat (Desa Fuata) dan Kecamatan Sanana (Desa Wai Ipa) dengan perkiraan cadangan ±10.400.000 m; tambang minyak dan gas terdapat di Kecamatan Mangole Barat (Desa Falabisahaya, Minaluli, Modapuhi, Modapia dan Saniahaya), Cekungan Sula (Memanjang dari perbatasan Kabupaten Banggai hingga sebelah Utara Pulau Taliabu dan Mangoli) dan Cekungan Sula Selatan di sebelah Selatan Pulau Taliabu, Sedangkan bahan galian non logam yaitu zeolit di Kecamatan Sanana dan Kecamatan Mangoli Timur (Desa Orifola); Granit di Pulau Mangole; Lempung di Pulau Mangole (Desa Waisakai); dan Koalin di Pulau Mangole.
  2. Listrik
    Ketersediaan energi menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula dalam mendorong percepatan pembangunan dan investasi. Saat ini, sistem kelistrikan di wilayah Sula dipasok oleh PLN Wilayah Sanana, dengan jangkauan yang terus ditingkatkan setiap tahunnya. Rasio elektrifikasi di pusat-pusat kecamatan telah mencapai tingkat yang memadai, namun beberapa wilayah terpencil, pulau kecil, dan desa 3T masih membutuhkan dukungan energi alternatif yang handal dan berkelanjutan.
  3. Energi Terbarukan
    Kabupaten Kepulauan Sula memiliki posisi geografis yang menjanjikan untuk pengembangan energi baru terbarukan. Tantangan keterpencilan wilayah dan belum meratanya jaringan listrik justru membuka peluang untuk membangun sistem energi mandiri, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, khususnya untuk pulau-pulau kecil dan desa pesisir.
    • Potensi Energi Terbarukan Sula
      • Energi Surya
        Berdasarkan data BMKG Sanana, Sula memiliki tingkat penyinaran rata rata 63,4% atau setara dengan 7,6 jam per hari, menjadikannya ideal untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Rencana pengembangan PLTS Hybrid (Surya–Diesel) telah disiapkan untuk desa-desa yang belum terjangkau jaringan PLN.
      • Bioenergi dari Kelapa dan Biomassa
        Potensi besar dari limbah kelapa (kopra) dapat dikonversi menjadi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM). Wilayah Mangoli sangat potensial untuk hybrid PLTBM berbasis kelapa dan hidrogen dengan kapasitas 2,5–5 MW.
      • Energi Mikrohidro dan Arus Laut
        Sungai Mahigo dan Modhaphui (Mangoli) berpotensi menjadi sumber PLTMH. Selat Capalulu dan pantai utara Mangoli terindikasi cocok untuk PLT Arus Laut dan Ombak, pending studi lebih lanjut.
    • Peluang Pemanfaatan Energi Lokal
      Sistem listrik mandiri desa untuk wilayah 3T dan pulau terluar; Penerangan tambak, rumpon, dan fasilitas produksi perikanan; Pengganti genset berbasis BBM bagi nelayan dan pelaku UMKM; dan Teknologi off-grid seperti Starlink dan Internet berbasis solar panel sebagai sistem pendukung digitalisasi.

Pemerintah daerah membuka peluang kerja sama untuk skema Public–Private Partnership (PPP) maupun investasi langsung. Fokus utamanya adalah pada energi untuk pemberdayaan desa, penguatan industri lokal, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan. Dengan semangat transisi energi hijau dan keunggulan ekologisnya, Kepulauan Sula siap menjadi laboratorium hidup bagi energi terbarukan di wilayah timur Indonesia.

Peluang Investasi Energi Baru dan Terbarukan

  • Pembangunan PLTS komunal (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) untuk desa-desa pesisir dan pulau kecil
  • Hybrid system off-grid (PLTS–PLTD atau PLTS–baterai) untuk mendukung aktivitas perikanan, UMKM, dan layanan publik
  • Pemanfaatan biomassa dari kelapa dan limbah pertanian sebagai sumber energi desa
  • Penerangan kawasan wisata dan sentra produksi berbasis energi mandiri.

Dengan dukungan geografis yang ideal dan paparan sinar matahari sepanjang tahun, Kabupaten Kepulauan Sula sangat potensial untuk menjadi laboratorium pengembangan energi terbarukan di wilayah timur Indonesia. Pemerintah daerah membuka peluang bagi investor energi untuk berkolaborasi dalam menciptakan akses listrik yang merata, ramah lingkungan, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

  1. Air Bersih
    Akses terhadap air bersih merupakan kebutuhan dasar yang terus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, terutama untuk mendukung kesehatan masyarakat, produktivitas ekonomi, dan kelayakan investasi di berbagai sektor. Saat ini, layanan air bersih sebagian besar disuplai oleh PDAM, yang memanfaatkan sumber air lokal seperti mata air alami dan sumur artesis. Namun, cakupan pelayanan PDAM masih terbatas dan belum menjangkau secara merata seluruh desa, terutama di wilayah pedalaman dan pulau kecil.
    Peluang Investasi di Sektor Air Bersih:
    • Pembangunan sistem air bersih skala desa, termasuk jaringan perpipaan sederhana untuk daerah perbukitan dan pesisir
    • Pabrik pengolahan air minum (AMDK) berbasis mata air lokal berkualitas tinggi
    • Sistem distribusi air perpipaan terpadu untuk kawasan permukiman baru, fasilitas publik, dan sentra produksi

Teknologi desalinasi skala kecil untuk pulau-pulau yang memiliki akses terbatas terhadap air tawar.
Pemerintah Daerah siap memfasilitasi kemitraan dengan investor dalam pengembangan sarana air bersih, baik melalui model kemitraan usaha, skema CSR, maupun pendekatan berbasis layanan masyarakat. Dengan kolaborasi yang tepat, investasi di sektor air bersih bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap kualitas hidup dan daya saing daerah.

UMKM menjadi tulang punggung ekonomi rakyat di Kabupaten Kepulauan Sula. Dengan lebih dari 2.000 unit usaha, sektor ini tumbuh dari semangat wirausaha lokal dan potensi kreatif masyarakat yang tersebar dari pesisir hingga pedalaman.

  1. Produk Khas Kreatif Lokal yang menjadi unggulan
    • Tenun tradisional Sula: diproduksi secara manual dengan motif khas yang merepresentasikan budaya maritim dan keIslaman dengan motif khas dan teknik pewarnaan alami, memiliki nilai budaya dan estetika tinggi
    • Kerajinan kulit kerang dan anyaman pandan: banyak dikembangkan di pesisir Sulabesi dan Mangoli yang diproduksi secara tradisional, memiliki pasar kuat di sektor natural product.
    • Olahan pangan lokal: abon ikan, bagea sagu, dodol pala, minyak kelapa, dan keripik keladi adalah camilan khas Sula yang cocok dikembangkan sebagai oleh-oleh khas daerah.
    • Kriya kreatif dan seni rupa: topi tradisional, ukiran kayu, dan produk fashion etnik
  2. Potensi dan Peluang Investasi
    • Inkubasi usaha kreatif berbasis komunitas di desa dan pusat kecamatan
    • Galeri UMKM terpadu: Menjadi etalase promosi produk unggulan lokal, pusat pelatihan, dan ruang pamer
    • Platform digital pemasaran dan pembayaran untuk mendukung ekspor produk, promosi daring, dan e-commerce lokal
    • Coworking space kreatif bagi pelaku muda (pengrajin digital, desainer, pelaku kuliner).

           Pemerintah Daerah mendukung pengembangan kawasan industri kecil terpadu di tingkat kecamatan dengan fasilitas ruang usaha, gudang, dan 
           pelatihan.

  1. Zona Pengembangan UMKM
    Sanana dan Mangoli Barat: Sentra kriya dan pangan olahan; Sulabesi Barat dan Timur: Tenun tradisional dan kerajinan pesisir; dan Mangoli Tengah: Pengembangan industri rumah tangga berbasis pertanian.

Dengan karakter produk yang khas, kekayaan budaya, dan semangat kemandirian lokal, UMKM dan ekonomi kreatif di Kepulauan Sula siap berkembang sebagai gerakan ekonomi berbasis komunitas yang berorientasi pasar global. Investasi pada sektor ini bukan hanya mendukung penguatan ekonomi lokal, tetapi juga membuka ruang kolaborasi kreatif yang inklusif dan berdampak langsung pada masyarakat akar rumput.

SEKTOR PARIWISATA

Bidang pariwisata ditunjang dengan sejumlah objek wisata, baik wisata alam maupun wisata sejarah. Objek wisata alam antara lain pantai Wai Ipa, pantai Manaf di Kecamatan Sanana, taman laut Pagama di Kecamatan Mangole Utara Timur, Selat Capalulu di Kecamatan Mangole Barat, Pulau Kucing di Kecamatan Sanana Utara dan pantai Waka di Kecamatan Sulabesi Barat. Sedangkan untuk objek wisata sejarah antara lain meliputi: Fat Fina Koa (Batu Nona) di Kecamatan Mangole Utara Timur dan Benteng Alting/De Verwachting peninggalan bangsa Portugis di Sanana.

Wisatawan Mancanegara pada tahun 2023 paling banyak berada pada Kecamatan Sulabesi Timur (34 orang), sedangkan wisatawan Domestik paling banyak berada pada Kecamatan Sanana (10.268 orang). Jumlah keseluruhan wisatawan adalah 15.620 orang (15.534 wisnus dan 86 wisman).

Diberkahi bentang alam yang memesona dan warisan budaya yang kaya, Kabupaten Kepulauan Sula menyimpan potensi pariwisata yang luar biasa. Dengan pesona pantai berpasir putih, perairan jernih, air terjun tersembunyi, serta kekayaan budaya Islam dan adat yang hidup, Sula merupakan permata tersembunyi di timur Indonesia.

  1. Wisata Alam dan Bahari :
    Pantai Wai Ipa (Sanana); Pulau Pagama, Pulau Sambiki, Pulau Paskoro, dan Pulau Kucing; Tanjung Batu Kapitan, Selat Capalulu, dan Pantai Fukweu; Air Terjun Titdoi, Air Terjun Kou, dan Telaga Kabau.
  2. Wisata Budaya dan Sejarah : Masjid Tua Pohea (situs keislaman tertua di Sula); Benteng Goa Fatkauyon, Benteng Van Der Lacting, dan Fat Fina Koa (Batu Gadis); Festival adat dan seni lokal: Tari Denge, Laka Baka, Bela Yai, Hatam Qur’an, dan ziarah makam Imam Jawa.

Peluang Investasi

  • Eco-resort dan cottage laut di pantai eksotik dan pulau kecil
  • Paket wisata budaya dan religi berbasis komunitas (home stay, kuliner lokal, pertunjukan tradisi)
  • Wisata edukasi konservasi dan geowisata di kawasan cagar alam dan taman wisata alam (Pulau Lifmatola, Fat Fina Koa, dan Tanjung Harimau)
  • Jasa wisata bahari: perahu wisata, snorkeling, diving, island hopping.

Lokasi Prioritas

berada di Sanana dan Sanana Utara (akses utama wisatawan dan pelabuhan laut); Mangoli Barat dan Mangoli Selatan (spot diving dan panorama bawah laut); Sulabesi Timur dan Barat (situs budaya dan pantai tenang untuk wisata keluarga); dan Pulau Paskoro & Lifmatola (ekowisata dan konservasi laut).

Dengan kekayaan lanskap tropis dan budaya yang autentik, Kepulauan Sula menawarkan pengalaman wisata yang orisinal dan eksklusif. Pemerintah daerah membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor yang ingin mengembangkan pariwisata yang ramah lingkungan, berbasis masyarakat, dan memiliki dampak ekonomi nyata bagi warga lokal.

Pulau Kucing

Pulau ini dikatakan sebagai tempat pembuangan kucing. Pengunjung dikenakan biaya Rp. 5-ribu (anak-anak) dan Rp. 10-ribu (dewasa). Berlokasi di Fukweu, Kecamatan Sanana Utara, disini disediakan saung apung yang memiliki mesin karaoke. Aktivitas berenang dapat dilakukan karena arus di pulau tersebut termasuk tenang. Layanan seperti sepeda air disediakan bagi wisatawan dengan membayar Rp. 15-ribu rupiah tiap orang, menikmati air laut yang jernih dan tempat yang tenang serta cuaca yang cerah.

Image

PROYEK INVESTASI SIAP DITAWARKAN

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula menghadirkan daftar proyek investasi terpilih yang telah dikaji kelayakannya dan siap ditindaklanjuti dalam bentuk kerja sama konkret. Proyek-proyek ini disusun berdasarkan pendekatan terintegrasi antara rencana tata ruang, visi pembangunan daerah, dan kebutuhan strategis masyarakat, sekaligus terbuka untuk diakses melalui berbagai skema investasi: kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), investasi swasta murni, maupun kolaborasi berbasis komunitas.

Beberapa sektor utama yang menjadi prioritas antara lain: Pengolahan hasil perikanan dan logistik maritim; Industri olahan hasil perkebunan dan rempah; Wisata bahari dan budaya berbasis masyarakat; Energi terbarukan dan elektrifikasi wilayah; dan Zona agropolitan dan kawasan ekonomi terpadu.

Setiap proyek dilengkapi dengan gambaran lokasi, kebutuhan infrastruktur, estimasi investasi, dan bentuk dukungan pemerintah daerah.

A. Daftar Proyek Investasi Siap Ditawarkan

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula menghadirkan daftar proyek investasi terpilih yang telah dikaji kelayakannya dan siap ditindaklanjuti dalam bentuk kerja sama konkret. Proyek-proyek ini disusun berdasarkan pendekatan terintegrasi antara rencana tata ruang, visi pembangunan daerah, dan kebutuhan strategis masyarakat, sekaligus terbuka untuk diakses melalui berbagai skema investasi: kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), investasi swasta murni, maupun kolaborasi berbasis komunitas.

Beberapa sektor utama yang menjadi prioritas antara lain: Pengolahan hasil perikanan dan logistik maritim; Industri olahan hasil perkebunan dan rempah; Wisata bahari dan budaya berbasis masyarakat; Energi terbarukan dan elektrifikasi wilayah; dan Zona agropolitan dan kawasan ekonomi terpadu.

Setiap proyek dilengkapi dengan gambaran lokasi, kebutuhan infrastruktur, estimasi investasi, dan bentuk dukungan pemerintah daerah.

  1. Pusat Industri Pengolahan Hasil Perikanan
    • Lokasi: Kecamatan Sanana Utara dan Mangoli Barat
    • Skala: Regional
    • Kegiatan: Cold storage, fillet ikan, pengasapan, dan abon
    • Estimasi Investasi: ± Rp 15 miliar
    • Skema: KPBU / Swasta Murni
    • Kebutuhan: Lahan, utilitas air-listrik, akses pelabuhan.
  2. Sentra Budidaya Rumput Laut dan Kakap KJA (Keramba Jaring Apung)
    • Lokasi: Teluk Baroakol (Mangoli Tengah), Teluk Kabau (Sulabesi Barat)
    • Komoditas: Rumput laut, kakap putih, kerapu
    • Estimasi Investasi: ± Rp 10 miliar
    • Skema: Swasta / Kemitraan Komunitas
    • Dukungan: Zona budidaya legal RTRW, kemitraan nelayan, akses pelabuhan kecil
  3. Pabrik Pengolahan Kelapa dan Minyak Atsiri (VCO & Nilam)
    • Lokasi: Mangoli Timur dan Sulabesi Tengah
    • Komoditas: Kelapa, cengkeh, nilam
    • Output: Minyak kelapa, briket sabut, minyak atsiri
    • Estimasi Investasi: ± Rp 8–12 miliar
    • Skema: Swasta / BUMDesa Mitra
    • Potensi Pasar: Domestik dan ekspor
  4. Pembangunan Eco-Resort & Wisata Bahari Komunitas
    • Lokasi: Pantai Fukweu, Selat Capalulu, Pulau Sambiki
    • Fasilitas: Cottage laut, homestay, perahu wisata, pusat kuliner lokal
    • Estimasi Investasi: ± Rp 5–10 miliar
    • Skema: Swasta / CSR / PPP
    • Dukungan: Kawasan wisata RTRW, aset desa, kemitraan warga
  5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal
    • Lokasi: Desa-desa 3T di Mangoli Utara dan Sulabesi Timur
    • Kapasitas: 75–150 kWp / desa
    • Estimasi Investasi: ± Rp 3–5 miliar / lokasi
    • Skema: Swasta / KPBU / CSR Energi
    • Manfaat: Akses listrik mandiri, pengganti genset UMKM
  6. Kawasan Agropolitan Terpadu (Pertanian + Peternakan)
    • Lokasi: Mangoli Tengah dan Sulabesi Barat
    • Kegiatan: Perkebunan pala– kelapa + peternakan komunal
    • Output: Rempah ekspor, minyak kelapa, telur, dan pakan organik
    • Estimasi Investasi: ± Rp 10–15 miliar
    • Skema: KPBU / Mitra Swasta– Komunitas
    • Dukungan: Zona agropolitan RTRW, akses jalan & tenaga lokal
B. Sektor Pertambangan dan Energi (Non-EBT)
  • Potensi yang Terdeteksi:

Pasir besi dan logam (diduga tersebar di wilayah Sulabesi Timur dan beberapa titik pesisir Mangoli); dan Batu gamping dan pasir kuarsa (untuk kebutuhan bahan bangunan lokal dan potensi industri semen mini).

  • Catatan Pengembangan:

Pemerintah daerah belum menetapkan sektor ini sebagai prioritas investasi jangka pendek, mengingat pentingnya perlindungan lingkungan dan kajian AMDAL. Potensi ini dapat dipertimbangkan sebagai proyek jangka menengah panjang, dan hanya dikembangkan apabila memenuhi prinsip keberlanjutan dan kehati-hatian.

Untuk saat ini, pendekatan eksploratif dan studi potensi bisa difasilitasi melalui kerja sama riset, bukan eksploitasi langsung. Seluruh proyek ini terbuka untuk dialog, studi kelayakan bersama, dan penjajakan skema kerja sama. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula siap menjadi fasilitator aktif bagi setiap calon mitra usaha yang ingin tumbuh dan berkembang di wilayah ini.

Sektor Potensial Tambahan

Sektor Kehutanan dan Konservasi Ekonomi: Kabupaten Kepulauan Sula memiliki kawasan hutan yang mencakup hutan lindung, hutan produksi terbatas, serta kawasan konservasi seperti Pulau Lifmatola dan sekitarnya. Meski tidak diarahkan untuk eksploitasi kayu skala besar, Sektor Kehutanan menyimpan peluang strategis:

  • Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti madu hutan, rotan, gaharu, damar, dan tanaman herbal.
  • Agroforestry terpadu dengan petani lokal untuk menjaga tutupan hutan dan menghasilkan produk berkelanjutan.
  • Pengembangan ekowisata konservasi, edukasi lingkungan, dan program karbon hutan berbasis masyarakat. Skema kemitraan disarankan melalui CSR korporasi, kemitraan konservasi, atau model bisnis komunitas lestari.
Skema Kemitraan Investasi yang Ditawarkan

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula membuka berbagai bentuk kemitraan yang fleksibel dan strategis bagi investor, pelaku usaha, lembaga sosial, maupun mitra pembangunan lainnya. Setiap Sektor Investasi dirancang untuk dapat dijalankan melalui skema kolaboratif yang saling menguntungkan, berdasarkan karakteristik proyek dan tujuan pengembangannya.

Jenis Skema Kemitraan:

  1. B2B (Business to Business)
    Diperuntukkan bagi sektor yang memiliki potensi komersial tinggi dan pasar langsung, seperti: Perikanan dan pengolahan hasil laut; Budidaya dan agribisnis perkebunan; dan Energi terbarukan dan layanan pendukung UMKM.
    Skema ini memungkinkan kerja sama antara investor dengan koperasi, BUMDes, atau pelaku usaha lokal yang telah eksis. 
  1. PPP (Public–Private Partnership / KPBU)
    Cocok untuk proyek berskala besar yang menyentuh infrastruktur dan pelayanan publik seperti Infrastruktur wisata dan pelabuhan kecil; Pembangunan eco-resort, sistem air bersih, dan energi desa; Kawasan agropolitan dan logistik desa Pemerintah daerah siap menyediakan dukungan dalam bentuk lahan, regulasi, dan fasilitasi lintas instansi. 
  1. CSR, Sponsorship, atau Co-Branding
    Ideal untuk proyek yang berdampak sosial dan berbasis pemberdayaan komunitas, seperti: Galeri UMKM dan pusat tenun tradisional; Wisata budaya dan festival lokal; Program edukasi, literasi digital, dan pelestarian budaya.
    Skema ini sangat terbuka untuk korporasi besar, lembaga sosial, maupun pelaku industri kreatif yang ingin berkontribusi terhadap pembangunan inklusif. Dengan fleksibilitas skema kemitraan yang ditawarkan, Kepulauan Sula membuka ruang bagi setiap pihak yang ingin terlibat dalam investasi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial dan lingkungan.
Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula tidak hanya membuka peluang investasi, tetapi juga berkomitmen menjadi mitra aktif yang mendampingi setiap proses—mulai dari penjajakan awal hingga realisasi usaha di lapangan. Pendekatan kolaboratif ini diwujudkan melalui dukungan teknis, administratif, dan regulatif yang terintegrasi. Bentuk dukungan yang disiapkan:

  • Penyediaan data dan pemetaan lokasi Informasi spasial, tematik, serta peta RTRW dan RDTR untuk membantu investor memilih lokasi strategis dan sesuai peruntukan.
  • Koordinasi lintas OPD teknis Tim percepatan investasi akan membantu menjembatani kebutuhan lintas sektor (dinas perizinan, pertanian, kelautan, pariwisata, dan lainnya).
  • Pendampingan perizinan dan studi kelayakan Fasilitasi proses OSS, kajian awal bisnis, hingga penyusunan dokumen teknis dan lingkungan sesuai sektor usaha.
  • Insentif daerah (selektif berdasarkan kriteria strategis) Insentif dapat diberikan untuk proyek dengan dampak signifikan terhadap ekonomi lokal, ketenagakerjaan, dan pemerataan wilayah.

Dengan pendekatan proaktif, terbuka, dan responsif, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula berupaya menciptakan iklim investasi yang ramah, aman, dan berkelanjutan, serta memastikan bahwa setiap mitra usaha dapat tumbuh bersama daerah dan masyarakat.

Image

PENUTUP

Kabupaten Kepulauan Sula bukan sekadar wilayah kepulauan di timur Indonesia, ia adalah ruang masa depan, tempat potensi besar bertemu dengan semangat kolaborasi dan komitmen pembangunan berkelanjutan. Melalui dokumen ini, kami menghadirkan gambaran menyeluruh tentang potensi unggulan, peluang sektor prioritas, kesiapan infrastruktur, serta daftar proyek investasi yang telah dipetakan secara strategis. Setiap bagian disusun untuk memberi keyakinan bahwa berinvestasi di Kepulauan Sula adalah pilihan yang tepat, tepat waktu, dan penuh prospek.

Kami percaya bahwa pembangunan tidak dapat berdiri sendiri. Butuh kemitraan, kepercayaan, dan visi bersama. Untuk itu, kami mengundang:

“Investor swasta, mitra strategis nasional dan internasional, Pelaku UMKM, Koperasi, pengusaha lokal, Lembaga pembiayaan, CSR korporasi, platform digital, Akademisi, komunitas inovator, dan pemuda kreatif”

Mari membangun Kepulauan Sula menjadi simpul ekonomi baru di Indonesia Timur yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan.

Kontak Investasi :

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP)
KABUPATEN KEPULAUAN SULA

CP. Lucky Anwar (+62 812 4235 5589)
Perencana Ahli Muda
Jl. Paskah Suzeta, Desa Pohea, Kec.Sasana Utara, Kabupaten Kepulauan Sula – Maluku Utara
Email : dpmptspsula@gmail.com
Web. https://dpmptsp.kepulauansulakab.go.id

Publish modules to the "offcanvs" position.