Jawa Pos Radar Mojokerto – Investasi di Kabupaten Mojokerto terus merosot. Sepanjang 2023 lalu, nilai investasi di Bumi Majapahit ini tembus Rp 3,9 triliun. Kendati begitu, angka itu merosot dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,477 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Mojokerto Dedy Muhartadi mengungkapkan, tren investasi di Kabupaten Mojokerto sejauh ini belum optimal.
Tahun lalu, DPMPTSP mencatat nilai investasi yang masuk Rp 3,9 triliun. ’’Nilai investasi di 2023 sebesar Rp 3,978 triliun dari target Rp 4 triliun. Realisasinya kurang sedikit,’’ ungkapnya.
Sesuai data, Rp 3,9 triliun ini terbagi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 1,472 triliun. Rinciannya, triwulan I Rp 389 miliar, triwulan II Rp 135 miliar, triwulan III Rp 557 miliar, dan triwulan IV capai Rp 302 miliar.
Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) capai Rp 2,505 triliun. Rinciannya, triwulan I Rp 477 miliar, triwulan II Rp 653 miliar, triwulan III 1,103 triliun, dan triwulan IV capai Rp 358 miliar.
Angka itu merosot signifikan dibandingkan realisasi investasi 2022 sebesar Rp 4,477 triliun.
Dengan rincian triwulan I Rp 972,239 miliar, triwulan II Rp 1,239 triliun III Rp 1,433 triliun, serta triwulan IV Rp 789,566 miliar.
Lesunya investasi di daerah dengan 18 kecamatan ini, lanjut Dedy tak lepas dari berbagai faktor.
Di antaranya, kondisi yang ada saat ini baru bangkit dari Covid-19 dan inflasi. Termasuk 18 perbup RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) yang belum ditetapkan.
’’Meski domainnya ada dinas PU, kalau perbup tersebut sudah ditetapkan akan sinkronisasi dengan OSS. Perbup RDTR itu turunan dari perda RTRW. Jadi, kendala investasi ada di kepastian hukumnya,’’ tegasnya.
Comments powered by CComment