Tampak akses jalan di lokasi PLTA Sungai Kayan.

Pemprov Kaltara Tawarkan 17 IPRO ke Amerika

Pemprov Kaltara menawarkan investment project ready to offer (IPRO) dengan negara Amarika Serikat. Hal itu disampaikan dalam kunjungan ke KJRI San Francisco. 

Kepala DPMPTSP Kaltara, Ferry Ferdinad Bohoh menyatakan bahwa Kaltara memiliki potensi dan peluang yang besar di berbagai sektor, terutama di tiga hal yaitu perdagangan (trade), pariwisata (tourism), dan investasi (investment).

Sebagai daerah yang baru dan terletak di perbatasan tiga negara yakni Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam, Kaltara memiliki letak geografis yang sangat strategis, didukung pula oleh jalur laut kepulauan Indonesia 2 (ALKI II) di kawasan Pasifik.

"Ini menjadikan Kaltara sebagai pusat pengembangan ekonomi baru ASEAN dengan dibangunnya kawasan industri hijau terbesar di dunia seluas 30.000 hektare (ha)," kata Ferry kepada Radar Kaltara.  

Kaltara, sambung Ferry, sedang menuju hilirisasi agar menjadi provinsi maju dalam waktu 5-10 tahun ke depan. Tahun 2024, pabrik bubur kertas berorientasi ekspor akan dioperasikan atau produksi dan pada tahun 2025, produksi aluminium ingot (batangan) dimulai dengan jumlah 500.000 ton pada tahap awal.

Selanjutnya, pengembangan produk Petrokimia dengan kapasitas yang sangat besar. "Pengembangan hilirisasi ini akan menciptakan besar peluang ekonomi hijau bagi Indonesia dengan beberapa negara di Pasifik, salah satunya Amerika Serikat," ungkapnya.

Saat ini, progres investasi Kaltara terus meningkat sejak 2021 dari Rp 5,7 triliun menjadi Rp 27,02 triliun pada 2023. Di sisi pariwisata, Kaltara juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan melalui kerja sama atau investasi dengan Amerika Serikat, salah satu potensi itu adalah ekowisata yang dimiliki Kaltara pada Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) yang merupakan Heart of Borneo dengan luas mencapai 1,3 juta hektare (ha) di  Bulungan, Malinau dan Nunukan.

"Selain itu, untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman) ditawarkan calender of event pesta budaya IRAU yang diselenggarakan setiap tahun di seluruh kabupaten/kota yang ada di Kaltara," bebernya.

Ferry menambahkan bahwa muara dari trade and tourism nantinya ada pada investment. Ketiga sektor ini akan saling berkaitan satu sama lain, jadi tidak bisa dipisahkan. Untuk peluang investasi saat ini, lebih dari 17 IPRO sudah disiapkan dan ini juga ditawarkan dalam kunjungan tersebut.

"Kami harapkan bantuan KJRI San Francisco untuk dapat mempromosikan serta mensosialisasikan kepada para pengusaha yang ada di Amerika Serikat" harapnya.

Dalam kunjungan ini, DPMPTSP Kaltara berkesempatan untuk belajar dan mempromosikan Kaltara secara komprehensif dan tepat sasaran.

"Kami berkesempatan untuk melihat langsung dan belajar di pusat kawasan pengembangan IT dan industri manufaktur Amerika Serikat di Silicon Valley, Santa Clara. Di sana terdapat kantor pusat Meta (Facebook), Google, Intel, Microsoft, Apple dan banyak lainnya," ujarnya.

Hasil dari kunjungan ini adalah peningkatan kerja sama Kaltara dengan Jepang dibidang sejarah budaya saat perang dunia II lalu, hasil pertemuan dengan konsul Jepang untuk  San Francisco di Pier 39. 

Kemudian, ada peluang kerja sama perdagangan untuk ekspor komoditi Kakao dan Kopi Malinau sesuai hasil diskusi yang diadakan dengan konsul jenderal, Prasetyo Hadi di Wisma Indonesia San Francisco, tutupnya.


Print  

Comments powered by CComment

Publish modules to the "offcanvs" position.