Di peringatan 50 tahun hubungan dengan kawasan ASEAN, Jepang meluncurkan sederet komitmen investasi. Jumlahnya mencapai Rp 500 triliun lebih untuk negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memaparkan hasil pertemuan KTT Perayaan 50 Tahun ASEAN-Jepang. Retno memaparkan inisiatif investasi yang pertama adalah untuk program pengenalan budaya dengan nilai komitmen mencapai US$ 105,5 juta atau sekitar Rp 1,63 triliun (kurs Rp 15.490).
Inisiatif investasi yang kedua adalah ASEAN Japan Co-Creation Initiative for the Next Generation Automotive Industry alias investasi untuk industri otomotif canggih masa depan, khususnya kendaraan listrik. Jepang menyiapkan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15,34 triliun untuk hal tersebut.
"Jepang menyiapkan dana US$ 1 miliar untuk implementasi proyek kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan," beber Retno.
Terakhir, ada juga inisiatif investasi Co-Creation for Common Agenda Initiative. Retno bilang inisiatif investasi ini diyakini akan meningkatkan kolaborasi dan investasi di bidang konektivitas, perubahan iklim, penguatan UMKM dan pengembangan perusahaan rintisan atau startup. "Nilai komitmen US$ 35 miliar (sekitar Rp 542 triliun)," sebutnya.
Retno juga mengatakan hasil KTT ASEAN-Jepang juga menerbitkan Plan of the Joint Vision Statement. Dokumen ini memuat 130 kerja sama dari 3 (tiga) pilar utama di Joint Vision Statement.
"Jadi intinya ini adalah menerjemahkan atau upaya untuk melaksanakan dari visi yang sudah disampaikan di dokumen yang pertama. Dokumen ini akan menjadi acuan kemitraan ASEAN - Jepang yang berorientasi ke masa depan," papar Retno.
Beberapa kerja sama prioritas yang menjadi kepentingan Indonesia juga dimasukkan di dalam dokumen tersebut. Antara lain, penguatan konektivitas melalui investasi infrastruktur, hingga percepatan transisi energi dengan penyediaan pembiayaan yang terjangkau untuk mencapai net zero emission.
Kemudian ada juga dukungan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik untuk memperkuat rantai pasok global, dukungan bagi pengembangan UMKM, serta operasionalisasi ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases di Indonesia.
(hal/das)
Comments powered by CComment