Yogyakarta, (pawartajatim.com)- Majunya pariwisata di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memikat Banyuwangi melakukan studi banding. Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Banyuwangi memboyong jajaran media melihat dari dekat proses pengelolaan informasi di kabupaten lereng Merapi ini, Selasa (16/7/2024) hingga Rabu (17/7/2024).
Meski wilayahnya kecil, Sleman mampu menggenjot industri pariwisata dengan baik. Dampaknya, pendapatan asli daerah (PAD) meroket. Salah satu rahasinya, pengelolaan informasi dikelola maksimal. Termasuk sinergi dengan media.
“Kami ingin melihat langsung proses pengelolaan informasi di Sleman dalam kaitan promosi wisata. Sehingga bisa kita tiru di Banyuwangi,” kata Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Banyuwangi, Budi Santoso.
Menurut dia, selama ini Banyuwangi sudah melakukan pengelolaan informasi dan komunikasi publik secara masif. Namun, ada beberapa yang bisa ditiru dari Kabupaten Sleman.
“Kita melengkapi hal-hal yang bisa diterapkan di Banyuwangi. Memang ada beberapa perbedaan dengan Sleman,” tutupnya. Selain dukungan informasi, Sleman sukses mengembangkan desa wisata berkat pendampingan yang masif. Pendampingan dilakukan Dinas Pariwisata bersama akademisi dan relawan. Hasilnya, 80 desa wisata tumbuh.
Dari jumlah ini, 12 diantaranya masuk kategori mandiri. Sisanya 17 desa wisata kategori majubdab 18 desa wisata kategori berkembang. “Desa wisata ini tumbuh dari masyarakat. Pendampingan dilakukan sesuai kondisi SDM masing-masing,” kata Kadis Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid.
Dari wisata, pendapatan asli daerah bisa tembus Rp1,2 triliun. Dari jumlah ini, 31 persen diantaranya disumbang sektor pariwisata. Perhotelan dan akomodasi pariwisata menjadi penyumbang terbesar.
“Obyek wisata di Sleman ada candi dan lava tour yang menyajikan keindahan Merapi dan dampak erupsi,” tegasnya. (udi)
Comments powered by CComment