Pengembangan Batam selama hampir enam dekade terakhir menunjukkan hasil yang memuaskan. Badan Pengusahaan (BP) Batam telah berhasil menjadikan kawasan ini tidak hanya sebagai kota investasi tetapi juga sebagai tempat dengan potensi besar.
Terbaru, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyetujui pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Kesehatan Internasional Batam. Sebuah langkah yang dinilai sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.
KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam akan mencakup area seluas 47,17 hektare yang terbagi menjadi dua lokasi utama. Sekupang seluas 23,10 hektare akan difokuskan pada wisata kesehatan terpadu. Sementara Nongsa seluas 24,08 hektare akan didedikasikan untuk pengembangan pariwisata.
KEK ini menargetkan investasi sebesar Rp6,91 triliun hingga tahun 2032 dan diperkirakan akan menyerap sekitar 105.406 tenaga kerja selama 80 tahun ke depan.
Pengusulan KEK ini telah memenuhi seluruh persyaratan, termasuk penguasaan lahan 100 persen. Investor utama yang terlibat adalah Apollo Hospitals India dan Mayapada Group, yang akan membangun rumah sakit internasional di lokasi Sekupang.
Rencana bisnis di Sekupang meliputi pembangunan Rumah Sakit Internasional (Mayapada Apollo Batam International Hospital), Nursing Academy International, MedTech Park dengan fasilitas MICE (meetings, incentive, convention & exhibition). Serta berbagai fasilitas pendukung lainnya seperti perumahan dokter, dormitory, hotel, dan retail.
Di lokasi Nongsa, rencana bisnis utama mencakup pembangunan retirement village & clinic serta akomodasi penunjang. Seperti cottages, bungalow, dan motel yang akan melayani wisatawan, pasien, dan keluarga pendamping.
Batam, yang memiliki letak strategis dekat dengan Singapura dan Malaysia, dipilih sebagai lokasi KEK ini untuk memanfaatkan potensi wisata medis.
Setiap tahunnya, sekitar 2 juta wisatawan medis asal Indonesia pergi ke luar negeri, dengan 1,5 juta di antaranya memilih Malaysia dan Singapura.
KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam ditargetkan akan menarik sekitar 2 persen dari pasar tersebut, atau sekitar 40.000 pasien.
Kerja sama dengan Apollo Hospitals India bertujuan untuk menangani kasus-kasus kesehatan yang kompleks. Serta mengurangi ketergantungan masyarakat pada perawatan medis di luar negeri.
Selain itu, KEK ini akan memungkinkan dokter dan paramedis asing untuk praktik di Batam. Membuka peluang bagi tenaga medis lokal untuk meningkatkan keterampilan dan berkolaborasi dalam transfer pengetahuan.
Relaksasi dalam impor obat-obatan dan peralatan medis juga direncanakan untuk menurunkan biaya pengobatan, yang diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih memilih perawatan di dalam negeri.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dan mempermudah pengurusan izin usaha.
Langkah-langkah strategis ini diambil untuk menjadikan Batam sebagai destinasi kesehatan yang diakui secara internasional. (*)
Comments powered by CComment