Tanggal 8 Desember pekan lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua meluncurkan branding logo dan tagline pariwisata Provinsi Papua. Logo dan tagline ini nantinya secara resmi dapat digunakan pada sembilan kabupaten/kota.
Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Papua Napar Yoman (15/12) menyebut branding logo dan tagline pariwisata ini terwujud atas kerja sama Pusat Kajian dan Pengembangan Manajemen Perusahaan dan Sektor Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih.
Logo terinspirasi dari burung cenderawasih yang dimodifikasi dengan tambahan berbagai unsur, baik benda, elemen alam, warna, dan sebagainya. Logo ini makin cantik dengan paduan sejumlah unsur warna, terdiri dari hitam, biru, kuning, hijau, jingga dan coklat.
Cenderawasih sendiri merupakan satwa endemik Papua melambangkan keindahan dan identitas kultur Papua. Burung surga ini mempunyai sifat suka berkelompok dan menari untuk menarik perhatian pasangannya. Secara spesifik, ekor cenderawasih yang panjang dan indah adalah gambaran identitas dan martabat masyarakat Papua.
Elemen berikutnya yaitu langit senja. Senja adalah momen magis yang mencerminkan banyak makna dalam kehidupan kita. Selain sebagai batas matahari terbit, fenomena senja di Papua cukup terkenal karena keindahannya.
Mutiara hitam pada logo, selain julukan lain Papua, juga menyimbolkan eksotisme, kemurnian dan bermakna elegan. Secara umum mutiara hitam melambangkan martabat dan harga diri.
Elemen laut melambangkan kekayaan dan pantai-pantai yang cantik, sangat menarik untuk dikunjungi. Sementara, atap rumah bermakna tempat berlindung, belajar, dan tempat pertemuan manusia dengan sesama, manusia dengan Tuhannya.
Mata tombak. Tombak merupakan senjata tradisional orang Papua yang digunakan untuk berburu. Merupakan salah satu alat dalam sistem mata pencarian dan digunakan pada tarian tradisional dalam rangka pesta budaya masyarakat Papua.
Secara umum, logo terdiri dari tiga (3) bagian. Pertama, simbol beragam warna yang mengilustrasikan kepala barung dengan posisi paruh tengah haruf U pada logotype bertuliskan Papua. Kedua, logotype bertuliskan “Papua”, berarti Provinsi Papua. Ketiga, gelombang laut yang terletak di bawah haruf A logotype Papua.
Ketiga elemen ini tidak boleh dipisahkan dan harus digunakan dalam seluruh aplikasi identitas visual Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua.
Tipografi (jenis huruf) menggunakan font FTP Indonesia Seril. Jenis font ini mengadopsi font yang digunakan Pesona Indonesia.
Nah, jika tadi adalah makna dan filosofi logo, selanjutnya tagline pariwisata Papua yaitu “Sparkle of The East” yang berarti “kilauan dari Timur”. Tagline ini terinspirasi dari lirik lagu “Hai Tanah Ku Papua” ciptaan Izaak Samuel Kijne (alm), tahun 1930-an, khususnya pada bait kedua “berkilat dalam terang”. Lagu ini merupakan sebuah ungkapan syukur kepada Tuhan atas Tanah Papua yang kaya dan penuh dengan keindahan alam, dan budaya serta manusia yang luar biasa. Papua punya keragaman budaya dan tradisi yang terjaga serta masyarakat asli yang ramah.
Jika dideskripsikan secara imajinatif, kilauan dari Timur Indonesia (Papua) yang bersumber kekayaan sumber daya alam, kekayaan flora dan fauna, keragaman budaya dan tradisi yang masih terjaga serta keramahan masyarakatnya. Kilauan inilah yang telah menarik perhatian dunia sejak dulu kala untuk datang menikmati kekayaan dan keindahannya. (*)
Comments powered by CComment