Pemkab Lombok Barat (Lobar) dikritik tak serius mengembangkan pariwisata bagian selatan (Sekotong red). Pasalnya, berbagai wacana seperti pembukaan rute kapal cepat untuk menggaet tamu dari beberapa daerah di Bali dengan Sekotong tak kunjung direalisasikan.
Begitupula penyiapan infrastruktur pendukung seperti dermaga di kawasan tersebut, termasuk penataan kawasan sesuai Perbup Nomor 21 tahun 2019 yang dibuat sendiri oleh Pemda. Ditambah lagi, anggaran promosi di Dinas Pariwisata (Dispar) tidak pernah dialokasikan oleh Pemkab. Padahal untuk mendatangkan tamu butuh promosi pariwisata.
Ketua Komisi II DPRD Lobar H Abubakar Abdullah menegaskan, pihaknya sudah berkunjung ke Kabupaten Badung Provinsi Bali. Di mana APBD sebagian besar dari PAD, hampir Rp7,5 triliun dari 7,5 triliun PAD nya ini, 85 persen bersumber dari sektor pariwisata yakni 2.667 hotel.
Lalu kalau dibanding dengan Lobar hanya ada 2.547 kamar dan itu menghasilkan Rp46 miliar dari pajak hotel dan restoran. Melihat tingkat kepadatan tamu di beberapa daerah di Bali, sangat padat. Sementara kalau mereka mau ke bandara cukup jauh, sehingga salah satu alternatif yang sangat potensial adalah jalur laut. Didukung jarak antara Sekotong dan daerah tersebut sangat dekat. “Sehingga ini potensi mendatangkan tamu ke daerah kita sebenarnya,” tegasnya.
Dibandingkan lagi dengan tiga Gili di KLU. Kendati KLU adalah anak dari Lobar, namun mampu mengembangkan potensi tiga Gili di daerah itu dengan mendatangkan tamu dari Bali, sehingga itu mampu memberi PAD sangat besar terhadap daerah tersebut. “Kita ini ada 23 Gili di Sekotong tapi satu pun belum tergarap serius,”kritiknya.
Untuk itu, apa yang terjadi, potensi ribuan tamu yang semestinya bisa ke Lobar melalui Sekotong justru tidak ditangkap oleh Pemda. “Sehingga kami menilai Pemda ini lemah komitmennya, tidak konsisten ,tidak serius mengembangkan pariwisata,” tegasnya.
Sebagai contoh nyata, kapal pesiar yang membawa ribuan tamu yang datang. Namun Pemda belum menyiapkan infrastruktur pendukung yang bisa menangkap peluang itu. “Sektor transportasi kebingungan, sebagian besar tamu diam di kapal dan ada yang jalan-jalan ke Kuta, Gili Trawangan. Hanya beberapa yang ke Lobar,”jelasnya.
Ia menyoroti peta jalan arah kebijakan Pemda dalam hal pariwisata. Sebab arah kebijakan Pemda ini belum serius mengerjakan APBD pada penyiapan infrastruktur pendukung.
Sementara itu Sekda Lobar H Ilham mengatakan hal ini akan menjadi bahan pertimbangan ke depan dalam menyusun kebijakan daerah, sehingga hal ini diupayakan bisa menjadi prioritas ke depan.
Kepala Bidang Pemasaran pada Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar, Irman Sumantri mengakui untuk meningkatkan kunjungan tamu memang diperlukan promosi. Namun anggaran untuk promosi pariwisata ini tidak ada. “Sejauh ini belum ada anggaran untuk promosi pariwisata,” jelasnya.
Kaitan dengan Kunjungan kapal pesiar, diakui menjadi penyokong tingkat kunjungan wisatawan. Pihaknya berharap ada dukungan terkait penyambutan tamu kapal pesiar ini, sebab di Bali kapal pesiar disambut begitu meriah. Termasuk bagaimana pihak Pelindo dan ASDP selaku pengelola pintu masuk pelabuhan, membantu daerah menyiapkan Tourist Information Center (TIC). Lebih-lebih tahun ini ada tambahan kunjungan Kapal Pesiar, dari sebelum 17 unit menjadi 27 kapal pesiar tahun ini. (her)
Comments powered by CComment