Bangunan bertingkat di kompleks asrama putra Pondok Pesantren Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore. Sampai malam ini, beberapa santri masih terjebak di reruntuhan bangunan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai pihak, bangunan tersebut ambruk pada Senin sekitar pukul 15.00 WIB. Saat kejadian, bangunan sedang digunakan untuk kegiatan shalat Ashar berjemaah yang diikuti oleh ratusan santri dan pengasuh pondok pesantren (ponpes).
”Saat shalat memasuki rakaat kedua, tiba-tiba bangunan ambruk dan menimpa para santri,” ujar Safa (15), salah satu santri.
Bangunan yang ambruk merupakan bangunan baru yang belum jadi. Namun, menurut para santri, bangunan itu sudah digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti shalat berjemaah dan kegiatan belajar-mengajar.
Hingga Senin pukul 19.30 WIB, diduga masih ada beberapa korban yang terjebak di reruntuhan bangunan. Tim evakuasi dari berbagai instansi masih terus bekerja keras mengevakuasi para korban secara manual.
Sampai malam ini, proses evakuasi menggunakan alat berat masih dilakukan secara terbatas. Namun, sudah ada empat alat berat yang didatangkan ke lokasi.
Salah satu tantangan proses evakuasi adalah kondisi penerangan yang kurang memadai. Selain itu, kondisi reruntuhan bangunan yang tersisa masih rawan ambruk sehingga membahayakan keselamatan tim evakuasi.
Ketua RT 007 RW 003 Kelurahan Buduran, Munir (45), mengatakan, jumlah santri laki-laki di ponpes tersebut mencapai ratusan orang. Dia menyebut, ada informasi yang mengatakan jumlah santri sekitar 750 orang. Hingga malam ini, belum ada konfirmasi dari pengelola pondok mengenai jumlah santri.
Kepala Polres Sidoarjo Komisaris Besar Christian Tobing mengatakan, bangunan yang ambruk berada di sisi dalam atau bagian tengah dari area asrama putra Ponpes Al-Khoziny. Saat ini, semua pihak masih fokus pada proses evakuasi korban yang terjebak reruntuhan.
Para santri yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan sudah dilarikan ke sejumlah rumah sakit, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, seperti RSI Siti Hajar dan RSUD Notopuro. Para korban langsung mendapatkan penanganan medis.
”Proses evakuasi masih terus berlangsung. Sementara dilakukan secara manual karena bangunan rawan runtuh. Jumlah korban masih terus didata,” ujar Christian.
Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit menyebutkan, dua tim rescue yang terdiri dari 13 personel dikerahkan untuk proses evakuasi di Ponpes Al-Khoziny.
Tim pertama yang tiba segera melakukan assessment awal di lokasi kejadian. Setelah melakukan assessment, tim SAR gabungan mendapati adanya tanda-tanda dua korban dalam keadaan selamat di bawah reruntuhan.
Adapun tim kedua tiba dengan bantuan peralatan tambahan. Tim SAR gabungan pun langsung membuka akses dengan menggunakan peralatan ekstrikasi. Pada Senin petang, tim evakuasi berhasil mengevakuasi dua santri laki-laki dalam kondisi selamat.
”Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis,” ucap Nanang.Proses evakuasi masih terus berlangsung. Sementara dilakukan secara manual karena bangunan rawan runtuh.
Sementara itu, sejumlah orangtua atau wali santri berdatangan ke Ponpes Al-Khoziny sejak sore hingga malam ini. Salah satunya, Nur (35), warga Pasuruan, Jatim, yang mencari informasi mengenai dua keponakannya yang belajar di ponpes tersebut.
”Satu ponakan saya berhasil ditemukan. Saat ini tengah dirawat di RSUD Notopuro. Satu lagi masih saya cari, apakah dibawa ke rumah sakit lain atau masih di dalam pondok,” ujar Nur terbata-bata menahan tangis.
Comments powered by CComment