Jakarta: Tren investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bersama Pemerintah Indonesia kini agresif memanfaatkan momentum dan potensi tersebut dengan terus mendorong dekarbonisasi industri melalui penguatan infrastruktur dan penarikan investasi energi baru dan terbarukan (EBT).

Pengusaha Bangga Pemerintah Prioritaskan EBT sebagai Tujuan Investasi - Berlomba bangun pembangkit nuklir sebagai energi alternatif

Sumber Berita: metrotvnews.com

Article Index

Berlomba bangun pembangkit nuklir sebagai energi alternatif


Pada 2023, lebih dari 410 reaktor telah beroperasi di 30 negara serta memasok sembilan persen pasokan listrik global. Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 420 reaktor pada 2025.

Negara-negara di dunia (khususnya negara berkembang) saat ini terus berlomba membangun pembangkit nuklir sebagai energi alternatif. Sebagian besar pembangkit yang dikembangkan memakai teknologi Tiongkok dan Rusia.

Sebagai informasi, nuklir merupakan sumber energi rendah emisi kedua setelah hydropower, mampu memproduksi listrik 20 persen lebih tinggi dari angin dan 70 persen di atas solar panel.

PLTN juga mampu memberikan panas untuk industri, bahkan desalinasi (pemurnian) air laut menjadi air bersih. Sejak 1971, energi nuklir telah mengurangi 72 gigaton emisi karbondioksida dari pembangkit batubara, gas alam alam dan minyak, serta memperkuat ketahanan energi di beberapa negara.
 
Aryo menegaskan, Kadin telah memiliki program prioritas pada 2025 untuk inisiatif Indonesia Hijau dengan mempromosikan investasi dalam proyek-proyek EBT. Upaya ini dilakukan dengan menarik investor dan mendorong pemerintah memberikan insentif investasi bagi investor yang tertarik EBT.

Sejauh ini terdapat tiga negara besar yang telah menawarkan proposal pembangunan pengembangan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Tiongkok. "Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota Kadin. Ini mitra dari luar negeri yang terlibat dengan anggota kami," ungkap dia.

Pihak AS yang tertarik adalah Westinghouse Electric Corporation, produsen peralatan listrik terkemuka. Sedangkan Tiongkok diwakili China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik Pemerintah Tiongkok di bidang tenaga nuklir. Adapun Rusia diwakili Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom).

Menurut Aryo, proposal dari ketiga negara masih di tahap negosiasi bersama pemerintah Indonesia demi mencapai kesepakatan terbaik bagi negara. "Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita, di anggota-anggota Kadin Indonesia, sehingga sudah ada pembicaraan yang serius," papar dia.


Print  

Comments powered by CComment

Pengunjung
212800
Hari iniHari ini345
KemarinKemarin342
Minggu iniMinggu ini2262
Bulan iniBulan ini7717
TotalTotal212800
Tertinggi 09-15-2024 : 1218
Statistik created: 2025-06-21T17:34:31+00:00
Online
-
© Pusat Informasi Data Investasi Indonesia
Pengunjung Berdasarkan Negara
Indonesia 36.5% Indonesia
China 31.3% China
United States 25.5% United States

Total:

33

Countries
004478
Today: 4
This Week: 42
This Month: 201
Image
Image
Image
Image
Image
Image
Login Form